BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada modul-modul sebelumnya. Kita telah di bawah ke arah pemahaman dasar mengenai keterampilan membaca. Untuk meningkat keterampilan dalam membaca, maka di dalam makalah ini di bahas lebih lanjut beberapa strategi membaca.
B. Rumus Masalah
– Pembahasan mengenai strategi membaca.
– Pembahasan mengenai membaca dalam hati, naskah pidato dengan baik, wacana imformatif dan pemahaman yang tepat dan karya sastra yang baik dan ekspresif
C. Tujuan
– Memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia
– Meningkatkan kemampuan mahasiswa mengenai keterampilan membaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Membaca
Dalam modul ini akan dibahas beberapa jenis keterampilan mikro lebih lanjut, dan beberap strategi dalam membaca. Setelah mempelajari modul ini kita diharapkan dapat :
- membaca dalam hati dengan penuh konsentrasi.
- Membaca bersuara dengan lafal dan intonasi yang tepat
- Membaca naskah pidato dengan baik dan ekspresif.
- Membaca wacana imformatif dengan pemahaman yang tepat dan kecapatan yang memadai
1. Kemampuan Dasar Dalam Kegiatan Membaca
Dalam kegiatan belajar satu ini kita akan mempelajari dua jenis kegiatan membaca, yaitu membaca dalam hati, dan membaca bersuara. Berikut ini secara berturut-turut kita pelajari kedua jenis keterampilan membaca tersebut.
a. Membaca Dalam Hati
Dalam kehidupan kita tentu banyak melakukan aktivitas membaca, antara lain membaca koran, majalah, petunjuk jalan, buku-buku refrensi atau mungkin sekedar membaca teks terjemahan sebuah film. Tampaknya, kita memang perlu jauh lebih banyak membaca dalam hati dibandingkan membaca nyaring dalam kehidupan ini. Dan bagi kita yang penting bukanlah menghafal sistematika jenis membaca itu, melainkan memperoleh keterampilan membaca yang kita butuhkan
b. Membaca Wacana Imformatif
Kita sering mendengar komentar orang-orang disekitar kita atau dikoran-koran bahwa kita telah memasuki abad imformasi. Dalam situasi kita menghadapi sumber imformasi yang melimpah itu, kita di tuntut memiliki kemampuan memilih bahan bacaan dengan cepat serta bekemampuan membaca cepat pula. Berikut ini, akan kita bicarakan beberapa strategi membaca tersebut
c. Membaca Memadai
Kita mengunjungi perpustakaan,seringkali kita perlu membaca dengan cepat judul-judul buku dalam kartu-kartu katalog serta kode-kode buku yang terpajang di rak sebelum memutuskan mengambil salah satu diantaranya. Jenis kegiatan membaca seperti ini disebut membaca memadai. Berdasarkan urain tersebut kita dapat mengatakan bahwa terdapat dua jenis membaca dan memadai yaitu scaning dan skimming
d. Membaca Pemahaman
Dalam modul ini kita menggunakan istilah membaca pemahaman guna merujuk pada jenis kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang suatu yang dibaca.
2. Membaca Dengan Kecepatan Bervariasi Dan Memadai Bahan Bacaan.
Setelah kita melakukan kegiatan prabaca dan menduga-duga isi bacaan yang kita hadapi, kitapun mulai melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya. Untuk memperoleh pemahaman yang utuh mengenai bahan bacaan yang benar-benar baru bagi kita, kita perlu menggunakan keterampilan membaca skimming terhadap seluruh bacaan, kemudian membaca ulang dengan tempo yang lebih lambat bagian-bagian yang memerlukan ketelitian. Selama membaca ulang bagian-bagian yang kita anggap perlu dibaca denga teliti, berilah tanda pada bagian-bagian yang anda anggap penting.
a. Membuat Rangkuman
Pemahaman dan daya ingat kita terhadap isi buku atau artikel akan semakin mantap apabila setelah selesai membacanya kita tuliskan sebuah rangkuman mengenai isinya. Sebuah artikel mungkin dapat dirangkum menjadi beberapa pragraf. Sebuah buku dapat dirangkum menjadi beberapa pragraf. Pada bagian akhir dari sebuah rangkuman akan lebih baik kita tuliskan pula pendapat(komentar)kita mengenai subjec yang dibahas dalam buku atau artikel yang sudah kita baca.
b. Membaca Bersuara
Kegiatan membaca bersuara yang paling sederhana yang pernah kita lakukan adalah ketika kita melalui belajar membaca dikelas satu SD.
Dalam belajar bahasa, kegiatan membaca bersuara sangat besar kontribusinya terhadap belajar berbicara.
Selain membaca bersuara merupakan aktivitas yang dilakukan ketika baru belajar membaca, tampaknya membaca bersuarapun tetap penting dilakukan oleh orang-orang yang mengikuti propesi tertentu.
Jadi, sangat jelas bahwa membaca bersuara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembaca bersama-sama dengan pendengaran untuk menangkap imformasi dari suatu bacaan atau untukmenikmati bacaan.
c. Membaca Naskah Pidato
Dalam berpidato, kita dapat menggunakan dua metode.
- Kita dapat melakukan persiapan dengan hanya mencatat garis besar materi yang akan kita sampaikan dalam sebuah pidato
- Kita melakukan persiapan pidato dengan menyiapkan naskah pidato secara lengkap.
3. Memahami Naskah dan Berlatih Membaca Bersuara
Melalui aktivitas membaca dalam hati, kita hendaknya berupaya memahami dengan sebaik-baiknya suatu naskah pidato.
Pemahaman terhadap suatu naskah pidato sangat diperlukan agar ketika membacanya secara nyaring dapat dipilih intonasi, tekanan, dan tempo suara yang tepat
Hal penting lain yang harus diperhatikan ketika membaca naskah pidato didepan publik atau televisi adalah bahasa tubuh terutama kontak mata dengan pendengaran.
Ketika melakukan latihan membaca bersuara tersebut, hendaknya dilatih menggunakan intonasi, tekanan dan tempo suara, serta ekspresi wajah dan gerak tubuh. Sebaiknya, latihan menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh dan memilih cara kontak mata dengan pendengar dilakukan di mukan cermin dan didepan orang lain
a. Membaca Wacana Imformatif Di Internet
Melalui internet setiap hari di sebarkan imformasi yang melimpah ruah mulai dari imformasi ringan sampai imformasi yang kompleks. Berbagai imformasi tesedia melalui internet.
b. Penjelajahan di Internet
Setelah semua persaratan teksnis terpenuhi (anda sudah di depan computer yang di siapkan di warnet), anda tinggal mengklik logo internet explorer yang terdapat pada windows dekstop.
Setelah itu, anda perlu melakukan scaning guna menemukan topik yang anda cari. Apabila anda tidak menemukan topik yang anda cari pada halaman tersebut, maka anda harus menggunakan mouse untuk mengklik. Halaman seperti berikut akan muncul beberapa saat kemudian
Setelah halaman yang di cari terbuka seperti diatas, kita harus melakukan skemming untuk mendapat gambar mengenai tulisan yang kita temukan.
Setelah semuanya selesai, kitapun sebaiknya keluar dari salura internet guna menghemat biaya, yaitu dengan mengklik tanda silang di sudut kanan atas sampai seluruh halaman di tutup.
c. Membaca Karya Sastra
Untuk dapat memahami bacaan berupa karya sastra ada dua jenis kode bahasa
- Kode bahasa
- Kode budaya
Dalam hal ini, kita harus menguasai bahasa yang dipakai sebagai media satu karya sastra, memahami budaya masyarakatnya sebagai suatu konfensi sastra. Konfensi itulah selanjutnya dikenal sebagai kode sastra.
Dengan mengenal kode sastra dan budaya yang belaku dalam suatu masyarakat kita sebagai pembaca dapat memberi penilaian-penilaian terhadap karya sastra yang kita baca. Sebagai guru dengan pengalaman membaca dan kemampuan menilai karya sastra, kita dapat memilih dan memilih karya-karya yang bemamfaat bagi pendidikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalau mengutip masalah apa yang saya tulis tentang imformasi keterampilan membaca sedikit saya simpulkan.
Dalam kehidupan kita lebih banyak melakukan kegiatan membaca dalam hati daripada membaca bersuara
Dalam membaca wacana imformati dan membaca untuk tujuan belajar, strategi membaca memindai menjadi penting
Dalam berpidato kadang-kadang seseorang harus menggunakan naskah lengkap karena sesuatu alasan. Dalam membaca naskah pidato seseorang haruh mengendalikan kemampuan membaca, besuara dengan intonasi, tekanan, dan tempo yang tepat serta kemampuan menggunakan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai
Internet merupakan salah satu sumber imformasi, kemampuan menelusuri wacana imformatif di internet merupakan nilai tambah yang harus dikuasai.
Kemudian dalam membaca karya sastra, seseorang paling tidak harus memahami tiga hal yaitu:
1. Kode bahasa
2. Kode sastra
3. Kode budaya
Tanpa pemahaman terhadap ketiga hal terhadap hal tersebut, pembaca tidak akan dapat memahami dan menikmati karya sastra yang di baca.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. (1993). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar