PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah pendidikan sama usianya dengan sejarah manusia, dengan kata lain keberadaan pendidikan bersamaan dengan keberadaan manusia.keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain melainkan saling melengkapi. Pendidikan tidak akan punya arti bila manusia tidak ada didalamnya karena manusia merupakan subyek dan obyek pendidikan. Artinya manusia tidak akan berkembang secara sempurna bila tidak ada pendidikan.
Oleh karena itu kami ingin memaparkan beberapa fungsi-fungsi pendidikan baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain. sehingga sangat layak sekali bila kami rangkum melalaui beberapa buku sebagai penambah pengetahuan terhadap fungsi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempokuskab makalah ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran pendidikan islam kalai di tinjau dari aspek keluarga ?
2. Pendidikan islam mempunyai peran apa saja dalam lingkungan ?
3. Faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pendidikan islam dalam keluarga ?
4. Bagaimana mengkombinasi pendidikan antar sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
Penulis makalah ini memilih beberapa tujuan antara lain adalah :
1. Untuk memahami pendidikan islam dalam keluarga, lingkungan dan sekolah.
2. Agar bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran dan Funngsi Pendidikan dalam keluarga (lingkungan rumah)
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama yang di kenal anak, hal ini di sebabkan karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama di kenal anak dan diterimanya pendidikan, bimbingan, perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya merupakan basis ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak didik.
Di dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. hal ini harus di sadari dan di mengerti oleh tiap keluarga. bahwa anak di lahirkan di dalam lingkungan keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. suasana pendidikan keluarga ini sangat penting di perhatikan sebab dari sinilah keseimbangan jiwa dalam perkembangan individu.
Kehadiaran anak di dunia ini di sebabkan hubungan kedua orang tua, maka mereka yang harus bertanggung jawab terhadap anak. kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensinya untuk menjadikan kelak sebagai seorang pribadi tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.
Seorang anak di lahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan dalam keadaan ketergantungan dengan orang lain tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sediri ia dilahirkan dalam keadaan suci bagaikan kertas putih yang kosong sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW .
Artinya :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya yahudi, nasroni atau majusi” (Hr. Al-Bukhori).
Dengan demikian terserah kepada orang tua untuk memberikan corak warna yang dihendaki terhadap anaknya. kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kehidupan seorang anak pada saat itu benar-benar tergantung pada orang tuanya. Orang adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar : Oleh karena itu menurut Nabi untuk terbinanya situasi keluarga sakinah yang bernuansa islami hendaklah menjadikan kriteria agama sebagai kriteria utama.
Untuk mendukung terjalinnya proses tersebut di perlukan keberadaan kehidupan rumah tangga yang harmonis tentram penuh kedamaian dan kasih sayang serta suasana demokrasi yang kondusif dan menjamin kemerdekaan individu untuk berkembang secara optimal tanpa terbinanya susana kondusif tersebut maka proses sosialisasi yang dilakukan akan sulit tercapai sesuai dengan yang di inginkan/dihaarapkan.
Kegagalna pendidikan di rumah tangga akan berdampak cukup besar pada proses pendidikan anak selanjutnya Allah berfirman :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (At-Tahrim : 6).
1. Tanggung Jawab Keluarga
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya antara lain sebagai berikut :
a. Adanya mutivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Adanya tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai agama atau nilai-nilai spiritual. Menurut para ahli bahwa penanaman sikap beragama baik pada masa anak-anak sekitar 3 sampai 6 tahun.
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak adalah pertolongan kepada anak dalam membimbing mereka agar perkembangannya menjadi sempurna sebagaimana yang diharapkan.
d. Memelihara dan membesarkan anak
Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat secara berkelanjutan atau di samping itu ia bertanggung jawab dalam hal melindungi dan menjamin kesehatan anaknya baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak tersebut.
e. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterempilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak sehingga bila dewasa akan mampu mendiri.
B. Pendidikan dalam Sekolah
Secara sederhana sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta didik melakukan interaksi proses belajar mengajar (menurut tingkatan atau jurusan tertentu), secara formal batasan ini memberikan suatu lembaga pelaksa internalisasi nilai-nilai dari suatu kebudayaan kepada peserta didik secara terarah dan memiliki tujuan dalam perspektif pendidikan islam. Setidaknya ada dua sendi asasi bagi proses tersebut.
1. Tujuan yang jelas sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
2. Memiliki kurikulum yang sistematism, dan memuat materi bagi terjadinya proses berfikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah kepada peserta didik.
Meskipun sekolah merupakan sarana transformasi kebudayaan suatu mesyarakat, namun eksistensi kebudayaan secara umum, eksistensinya hanya merupakan subculture dari totalitas kebudayaan manusia, kondisi ini menjadikan sekolah sebagai lembaga yang paling besar peranannya dalam proses dinamika budaya manusia.
Hal ini desebabkan oleh tiga faktor :
1. Sekolah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. dalam hal ini sekolah berfungsi untuk mengakumulasi berbagai bentuk latar belakang kebudayaab berbagai kebudayaan peserta didik dalam suatu bentuk sistem kebudayaan.
2. Eksistensi sekolah merupakan miniatur untuk melihat sejauh mana maju mundurnya suatu negara.
3. Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik menerima berbagai macam bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapat di pergunakan dalam kehidupan nya.
Dalam konteks ini, ada delapan fungsi sekolah :
1). Yaitu untuk mempersiapak anak untuk suatu pekerjaan
2). Memberikan keterampilan dasar
3). Membuka kesempatan, memperoleh nasib
4). Menyediakan tenaga pembangunan
5). Membantu memecahkan masalah sosial
6). Mentransfer kebudayaan
7). Membentuk manusia sosial
8). Alat mentransfer kebudayaan.
C. Macam-macam Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya mempunyai banyak ragamnya dan hal ini tergantung dari mana melihatnya.
a. Ditinjau dari segi yang mengusahakan
1. Sekolah Negeri : Yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
2. Sekolah Swasta : Yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah yaitu badan-badan swasta.
b. Di tinjau dari sudut tingkatan
Menurut UU Nomor 20 tahun 2004, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
1. Pendidikan dasar terdiri dari
a. Sekolah dasar / madrosah ibtidaiyah
b. SMP /MTS
2. Pendidikan menengah terdiri dari
a. SMA atau MA
b. SMK dan MAK
3. Pendidikan tinggi terdiri dari
a. Akademi
b. Institut
c. Sekolah tinggi
d. Universitas
c. Di tinjau dari sifatnya
1. Sekolah umum
Sekolah umum adalah sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya termasuk termasuk dalam hal ini adalah SD / MI / SMP / MTs / SMA / MA.
2. Sekolah kejuruan
Ini adalah lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu seperti : SMEA, MPK (MAK), SMKK, STM dan sebagainya.
D. Pendidikan dalam Masyarakat
Dalam fungsinya sebagai makhluk sosial, manusia dalam kehidupan sementara berhubungan dan memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu tidak mungkin bisa hidup secara layak tanpa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat dimana mereka berada.
Secara sederhana masyarakat (lingkungan sosial) dapat di artikan sebagai kelompok individu pada suatu komonitas yang terikat oleh satu kesatuan visi kebudayaan yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dua macam bentuk masyarakat dalam komonitas kehidupan masyarakat.
a. Kelompok Primer :
Yaitu kelompok dimana manusia mula-mula berinteraksi dengan orang lain secara langsung seperti keluarga dan masyarakat secara umum.
b. Kelompok Sekunder
Yaitu kelompok yang dibentuk secara sengaja atas pertimbangan dan kebutuhan tertentu seperti perkumpulan profesi, sekolah, partai politik dan sebagainya. kesatuan visi ini secara luas kemudian membentuk imbangan yang komonikatif dan dinamis, sesuai dengan dinamika tuntutan perkembangan zamannya dalam konteks pendidikan masyarakat menerapkan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah pendidikan yang dialami dalam masyarakat inidimulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan benda diluar dari pendidikan, sekolah dengan demikian berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan tidak hanya dapat di tempuh di sekolah-sekolah umum atau yang lainnya, namun, pendidikan juga bisa di tempuh di luar sekolah, seperti keluarga, lingkungan atau masyarakat dan lain sebagainya.
Karena disitu terdapat peserta didik dan pendidikan yang berupa orang tua dan anak dalam keluarga. dan dari sanalah mereka itu terdidik dan mendidik, hingga mereka itu terproduk menjadi insan kamil di dunia dan akhirat. Dimana mereka mendapatkan suatu hal yang baru, disitulah pendidikan itu berada.
B. Saran
Bagi penanggung jawab pendidikan dan dalam hal ini adalah pemerintah, hendaknya mulai mereformulasi sistem pendidikan Islam dengan mengimplementasikan strategi pendidikan Islam dengan mengedepankan pertimbangan yang terbaik bagi negara tersebut agar kualitas peserta didik lebih baik.
Bagi para akademisi, pemerhati pendidikan dan stake holder lainnya, agar ikut andil dan saling bekerja sama dalam meningkatkan kualitas melalui pendidikan Islam yang dimanifestasikan, misalnya melalui rencana pendidikan, baik berjangka panjang ataupun pendek, tujuan pendidikan, komponen kurikulum, pelatihan tenaga kependidikan, maupun anggaran pendidikan, sehingga spirit untuk selalu memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam tak akan pernah padam.
Bagi setiap individu muslim, hendaknya mampu meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan iman dan taqwa (imtaq), terutama dengan metode tazkiyah al-nafs sehingga menjadi pribadi muslim yang tangguh (insan shaleh).
DAFTAR PUSTAKA
Metodologi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali Pers 1985
Arifin, H.M. Flisafat Pendidikan Islam. Bumi Aksara. 1993
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2005
Dr, Samsul Nizar M.A. Pengantar Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Gaya Media Pratama. Jakarta : 2001
Prof Dr. Ramayulis, M,A Dalam Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Media Permata, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar