A.Pendahuluan
Salah satu permasalahan pendidikan yang terjadi di Negara kita Indonesia ini adalah masalah pemerataan pendidikan. Hal ini di buktikan dari data yang berhasil dikumpulkan ternyata dari sekitar 205 juta penduduk Indonesia pada tahun 1999, sekitar 60 juta orang (28%) yang oleh karena berbagai hal seperti ekonomi,social,budaya, dan geografis belum dapat terlayani oleh jalur pendidikan sekolah. Sehingga terdapat masyarakat yang buta huruf, putus sekolah dan sebagainya. Untuk memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran bagi mereka yang memerlukan, ada tiga buah bentuk pendidikan dan pengajaran yang ditawarkan dan berada di tengah-tengah masyarakat, yaitu Pendidikan yang berbasis pada pemerintah (government base education), Pendidikan berbasis sekolah (school base education), dan Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (Community base education).
Pendidikan yang berbasis pada pemerintah (government base education) adalah pendidikan yang penyelenggaraannya tergantung pada pemerintah yang memiliki berbagai aturan yang harus dipatuhi,seperti aspek pembiayaan gaji guru,tanah, gedung dan lain-lain. Ciri khas yang kelihatan dari pendidikan ini adalah ketergantungan bukan kemandirian. Contoh sekolah-sekolah negeri. Pendidikan berbasis sekolah (school base education). adalah pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikelola dalam bentuk usaha swasta (private enterprise) dalam arti pembiayaan yang diperlukan bersumber atau dipungut dari masyarakat, penunjukan kepala sekolah atau tenaga administrasi ditentu7kan pengelola, tetapi persyaratan kurikulum, bahan belajar, ujian, guru, batas usia murid dan lokasi mengikuti aturan pemerintah. Ciri khas yang kelihatan, mereka otonom dalam pengelolaan, tetapi tergantung pada aturan pemerintah. Contoh sekolah swasta. Sedangkan Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (Community base education) yaitu adalah pendidikan yang diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat.. Menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.sarana-sarana belajar dan sumber belajar menggunakan apa yang ada di masyarakat. Pada pembahasan ini akan dibahas secra khusus mengenai pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (community base sducation).
B.Pengertian
Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (community base sducation) adalah pendidikan yang diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat.. Menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.sarana-sarana belajar dan sumber belajar menggunakan apa yang ada di masyarakat. Ijasah tidak menjadi tujuan utama. Kebermaknaan pendidikan untuk memperbaiki hidup dan kehidupan warga masyarakat menjadi acuan. Ciri khas yang ditunjukan adalah kemandirian. Contoh kegiatan belajar masyarakat, sebagian pesantren, kursus-kursus.
Bertumpu pada masyarakat artinya berada di tengah masyarakat, mengandalkan kekuatan masyarakat, dimiliki oleh masyarakat, menjawab kebutuhan masyarakat dan pengelolaan pendidikan ada di tangan masyartakat.Pendidikan yang bertuimpu pada masyarakat,tidak menyiapkan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,tetapi untuk tujuan perbaikan mutu kehidupan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat kurikulumnya terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari dan masalah yang relevan, urutan belajar tergantung pada warga belajar, waktu belajar fleksibel, menggunakan konsep keterampilan fungsional, menggunakan pendekatan andragogik, dan tidak mengutamakan ijasah. Visi para perancang pendidikan berbasis masyarakat ini adalah terwujudnya masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar.
C. Kenapa bertumpu pada masyarakat.
Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukan bahwa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah banyak di dominasi pemerintah sehingga kurang mengena dalam masyarakat, oleh karena itu masyarakat itu sendiri harus dijadikan fondasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mereka perlukan. Dengan demikian masyarakat diberdayakan untuk memutuskan apa yang mereka perlukan. Di sini ditekankan usaha penyadaran masyarakat terhadap hakekat kehidupan dan lingkunganya, yang merupakan tugas penting yang harus diwujudkan melalui jalur pendidikan luar sekolah
Pemberdayaan mengsandung makna membangun kekuatan masyarakat agar mereka mampu bersaing menghadapai masalah dan tantangan yang dating silih berganti dalam kehidupanya. Mereka yang mampu menghadapi tantangan ini adalah mereka yang memiliki kekuatan dalam dirinya atau inner dynamic (mc Celand) dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang siap digunakana dalam menghadapai permasalhanya. Tanpa ketiga factor tersebut maka orang akan lari dari permasalahannya, sementara permasalahan tersebut akan terus mengejarnya. Karena itulah masyarakat harus didorong untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada di lingkunganya, dan ini dapat dicapai melalui pendidikan luar sekolah.
Dalam perspektif pemberdayaan masyarakat, pendidikan luar sekolah harus terus berusaha memantapkan pelaksanaan misinya dalam rangka pembelajaran masyarakat. Ada beberapa hal yang harus dikemukakan mengapa harus melaksanakan PBM antara lain:
1. Untuk memposisikan masyarakat sebagai perencana,pelaksana dan pengelola kegiatan pendidikan yang mengutamakan prinsip dari masyarakat,oleh masyarakat, untuk masyarakat dan di dalam lingkungan masyarakat.
2. Untuk menempatkan dan menjadikan masyarakat sebagai pusat orientasi pelaksanaan pendidikan.
3. Untuk mempertajam pelayanan pendidikan yang fokusnya pada kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pasar sehingga penyelenggaraan program menunjang kehidupan masyarakat.
4. Untuk membangun pilar-pilar pendidikan dalam masyarakat yaitu belajar untuk tahu, belajar bagaimana berbuat sesuatu yang bermanfaat, belajar mengenal diri sendiri dan sebagainya
5. Untuk membangkitkan energi kreatifitas masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mkepentingan membebaskan dirinya dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.
6. Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang gemar belajar dan membelajarkan sesamanaya (lerning-teaching society )
Suatu hal yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana pola PBM itu mampu diterima bahkan berkembang menjadi milik masyarakat. Kembali kepada moto PBM dari, oleh dan untuk masyarakat, maka konsep PBM harus berakar pada masyarakat. Kita semua meyakini bahwa pada dasarnya masyarakat memiliki kebutuhan untuk berkembang, masyarakat memiliki kemauan untuk berkembang, masyarakat memiliki kemampuan untuk berkembang, masyarakat mampu memutuskan apa yang menjaadi kepentinganya, dan masyarakat memiliki pengalaman yang berfungsi sebagai lumbung ilmu yang tidak pernah kering.
Ada beberapa sendi yang harus dibangun untuk memperkokoh PBM, antara lain :
• Kepercayaan
• Saling mengisi
• Teguh pada komitmen
• Kebermaknaan program
• Keteladanan
• Pengkaderan
D. Sasaran Program PBM
Sasartan program Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang tidak dibatasi usia, jenis kelamin,tingkat pendidikan,dan kebutuhan belajar yang tidak dilayani pendidikan sekolah, maupun yang sudah dilayani tetapi memerlukan tambahan pengetahuan lain yang kurang diperolaeh dari sekolah.
E. Program Pembelajaran
Program pembelajaran Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidup dan kehidupannya, serta menyiapkan generasi muda menyongsong hari depan yang penuh tantangan yaitu pengembangan anak dini usia, pendidikan dasar luar sekolah, pendidikan perempuan, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kejuruan masyarakat.
F. Acuan Pelaksanaan PBM
Ada lima aspek yang menjadi acuan yang seharusnya digunakan oleh pendidikan luar sekolah di dalam mengembangkan dan melaksanakan konsep PBM yaitu teknologi, kelembagaan, sosial, kepemilikan, dan organisasi. Menurut beberapa ahli pendidikan berbasis masyarakat menekankan pentingnya memahami kebutuhan masyarakat dan cara pemecahan permasalahan oleh masyarakat dengan menggunakan potensi yang ada di lingkungan kehidupannya. Ada yang mengatalkan bahwa ada 3 unsur dari PBM yaitu mementingkan warga belajar, program dimulai dari perspektif yang kritis, dan pembangunan masyarakat.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan luar sekolah yang menjadi rujukan dalan merancang dan mengimplementasikan strategi pelaksanaan PBM bagi program-program pendidikan Luar sekolah yaitu :
1. Iklim belajar yang sesuai dengan keadaan peserta
2. diikutsertakanya peserta dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya
3. Diikutsertakanya peserta dalam proses perencanaan belajarnya
4. proses belajar menjadi tanggung jawab bersama antara fasilitator dan peserta serta pelaksanaan evaluasi belajar lebih menekankan pada evaluasi diri sendiri
5. proses belajar yang menekankan p[ada teknis yang sifatnya membangkitkan dan menghargai penga;laman peserta
6. Proses belajar yang mengutamakan pada penerapan atau aplikasi praktis
7. bahan belajar yang berdasarkan pada tugas perkembangan peserta
8. Peranan pendidik yang bukan sebagai guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu, tetapi lebih sebagai fasilitator
9. Bahan belajar yang lebih berorientasi pada masallah yang dihadapi oleh peserta, atau yang diinginkan oleh peserta pas pemecahannya
10. penggunaan metode belajar yang lebih merangsang peserta untuk terlibat secara aktif dan memberikan suasana gembira (Knoles, 1977)
G. Strategi Pengembangan dan Pelembagaan
Dalam pengembangan dan pelembagaan program pembelajaran,pendidikan luar sekolah dapat memilih beberapa strategi penyelenggaraan, antara lain:
• Mengubah orientasi
• Mengembangkan metode partisipatif yang dinamis dalam menumbuhkan kreatifitas masyarakat.
• Menggunakan pendekatan bertahap-bergilir
• Merubah pendekatan standarisasi program menjadi pendekatan bervariasi dan keanekaragaman (diversifikasi dan diferebnsifikasi), sebagai usah untukmenjawab keanekaragaman perbedaaan kebutuhan belajar masyarakat
• Merubah peran pemerintah dari penentu menjadi pemberdaya dengan cara membangkitkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan program.
• Meningkatkan koordinasi multi sector
• Merubah pendekatan belajar cara klasikal menjadi cara partisipatif dan menggunakan bahan belajar local.
Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan PBM diperlukan strategi yang tepat yakni menempatlkan masyarakat sebagai pelaku utama atau subyek bukan sebagai sasaran atau obyek. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pelaksanaan PBM harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mementingkan kepuasan masyarakat
2. berorientasi pada pasar
3. keterkaitan dan kesinambunagan program
4. Pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan pendanaan.
5. fleksibel
6. otonomi
7. pelembagaan
H. Tolok Ukur Pelembagaan
Secara kualitatif tolok ukur keberhasilan darinpelaksanaan program pembewlajaran masyarakat dapat dikemukakan di sini sebagai berikut:
1) Warga belajar Keaksaraan Fungsional
a) Memiliki kemampuan memahami informasi melalui tulisan
b) Memiliki keterampilan yang dapaat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
c) Memiliki mata pencaharian untuk menambah penghasilan
d) Meningkatkan kesadarannya terhadap hokum
2) Lulusan paket A setara SD, mereka dapat :
a) Melanjutkan ke paket B atau ke SMP
b) Bekerja dengan menggunakan ijasah setara SD
c) Bekerja usaha mandiri
3) Lulusan paket B setara SMP mereka dapat :
a) Melanjutkan ke program paket C atau ke SMU
b) Bekerja dengan menggunakan ijasah setara SMP
c) Bekerja usaha mandiri
4) Lulusan paket C setara SMA mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
5) Magang dan KBU mereka dapt :
a) Bekerja di perusahaan
b) Memiliki kegiatan usaha
c) Mengembangkan keterampilan/usaha yang telah dimiliki
6) Lulusan dari kursus mereka dapat :
a) Memperoleh pengetahuan, keterampilan untuk mengembangkan diri dan menambah pengetahuan yang diperoleh di sekolah
b) Bekerja, mengembangkan karir?profesi
c) Usaha mandiri
d) Melanjutkan ke jenjang keterampilan yang lebih tinggi.
Salah satu permasalahan pendidikan yang terjadi di Negara kita Indonesia ini adalah masalah pemerataan pendidikan. Hal ini di buktikan dari data yang berhasil dikumpulkan ternyata dari sekitar 205 juta penduduk Indonesia pada tahun 1999, sekitar 60 juta orang (28%) yang oleh karena berbagai hal seperti ekonomi,social,budaya, dan geografis belum dapat terlayani oleh jalur pendidikan sekolah. Sehingga terdapat masyarakat yang buta huruf, putus sekolah dan sebagainya. Untuk memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran bagi mereka yang memerlukan, ada tiga buah bentuk pendidikan dan pengajaran yang ditawarkan dan berada di tengah-tengah masyarakat, yaitu Pendidikan yang berbasis pada pemerintah (government base education), Pendidikan berbasis sekolah (school base education), dan Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (Community base education).
Pendidikan yang berbasis pada pemerintah (government base education) adalah pendidikan yang penyelenggaraannya tergantung pada pemerintah yang memiliki berbagai aturan yang harus dipatuhi,seperti aspek pembiayaan gaji guru,tanah, gedung dan lain-lain. Ciri khas yang kelihatan dari pendidikan ini adalah ketergantungan bukan kemandirian. Contoh sekolah-sekolah negeri. Pendidikan berbasis sekolah (school base education). adalah pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan dikelola dalam bentuk usaha swasta (private enterprise) dalam arti pembiayaan yang diperlukan bersumber atau dipungut dari masyarakat, penunjukan kepala sekolah atau tenaga administrasi ditentu7kan pengelola, tetapi persyaratan kurikulum, bahan belajar, ujian, guru, batas usia murid dan lokasi mengikuti aturan pemerintah. Ciri khas yang kelihatan, mereka otonom dalam pengelolaan, tetapi tergantung pada aturan pemerintah. Contoh sekolah swasta. Sedangkan Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (Community base education) yaitu adalah pendidikan yang diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat.. Menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.sarana-sarana belajar dan sumber belajar menggunakan apa yang ada di masyarakat. Pada pembahasan ini akan dibahas secra khusus mengenai pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (community base sducation).
B.Pengertian
Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat (community base sducation) adalah pendidikan yang diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat.. Menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat.sarana-sarana belajar dan sumber belajar menggunakan apa yang ada di masyarakat. Ijasah tidak menjadi tujuan utama. Kebermaknaan pendidikan untuk memperbaiki hidup dan kehidupan warga masyarakat menjadi acuan. Ciri khas yang ditunjukan adalah kemandirian. Contoh kegiatan belajar masyarakat, sebagian pesantren, kursus-kursus.
Bertumpu pada masyarakat artinya berada di tengah masyarakat, mengandalkan kekuatan masyarakat, dimiliki oleh masyarakat, menjawab kebutuhan masyarakat dan pengelolaan pendidikan ada di tangan masyartakat.Pendidikan yang bertuimpu pada masyarakat,tidak menyiapkan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,tetapi untuk tujuan perbaikan mutu kehidupan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat kurikulumnya terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari dan masalah yang relevan, urutan belajar tergantung pada warga belajar, waktu belajar fleksibel, menggunakan konsep keterampilan fungsional, menggunakan pendekatan andragogik, dan tidak mengutamakan ijasah. Visi para perancang pendidikan berbasis masyarakat ini adalah terwujudnya masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar.
C. Kenapa bertumpu pada masyarakat.
Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukan bahwa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah banyak di dominasi pemerintah sehingga kurang mengena dalam masyarakat, oleh karena itu masyarakat itu sendiri harus dijadikan fondasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mereka perlukan. Dengan demikian masyarakat diberdayakan untuk memutuskan apa yang mereka perlukan. Di sini ditekankan usaha penyadaran masyarakat terhadap hakekat kehidupan dan lingkunganya, yang merupakan tugas penting yang harus diwujudkan melalui jalur pendidikan luar sekolah
Pemberdayaan mengsandung makna membangun kekuatan masyarakat agar mereka mampu bersaing menghadapai masalah dan tantangan yang dating silih berganti dalam kehidupanya. Mereka yang mampu menghadapi tantangan ini adalah mereka yang memiliki kekuatan dalam dirinya atau inner dynamic (mc Celand) dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang siap digunakana dalam menghadapai permasalhanya. Tanpa ketiga factor tersebut maka orang akan lari dari permasalahannya, sementara permasalahan tersebut akan terus mengejarnya. Karena itulah masyarakat harus didorong untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan kekuatan yang ada di lingkunganya, dan ini dapat dicapai melalui pendidikan luar sekolah.
Dalam perspektif pemberdayaan masyarakat, pendidikan luar sekolah harus terus berusaha memantapkan pelaksanaan misinya dalam rangka pembelajaran masyarakat. Ada beberapa hal yang harus dikemukakan mengapa harus melaksanakan PBM antara lain:
1. Untuk memposisikan masyarakat sebagai perencana,pelaksana dan pengelola kegiatan pendidikan yang mengutamakan prinsip dari masyarakat,oleh masyarakat, untuk masyarakat dan di dalam lingkungan masyarakat.
2. Untuk menempatkan dan menjadikan masyarakat sebagai pusat orientasi pelaksanaan pendidikan.
3. Untuk mempertajam pelayanan pendidikan yang fokusnya pada kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pasar sehingga penyelenggaraan program menunjang kehidupan masyarakat.
4. Untuk membangun pilar-pilar pendidikan dalam masyarakat yaitu belajar untuk tahu, belajar bagaimana berbuat sesuatu yang bermanfaat, belajar mengenal diri sendiri dan sebagainya
5. Untuk membangkitkan energi kreatifitas masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mkepentingan membebaskan dirinya dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.
6. Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang gemar belajar dan membelajarkan sesamanaya (lerning-teaching society )
Suatu hal yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana pola PBM itu mampu diterima bahkan berkembang menjadi milik masyarakat. Kembali kepada moto PBM dari, oleh dan untuk masyarakat, maka konsep PBM harus berakar pada masyarakat. Kita semua meyakini bahwa pada dasarnya masyarakat memiliki kebutuhan untuk berkembang, masyarakat memiliki kemauan untuk berkembang, masyarakat memiliki kemampuan untuk berkembang, masyarakat mampu memutuskan apa yang menjaadi kepentinganya, dan masyarakat memiliki pengalaman yang berfungsi sebagai lumbung ilmu yang tidak pernah kering.
Ada beberapa sendi yang harus dibangun untuk memperkokoh PBM, antara lain :
• Kepercayaan
• Saling mengisi
• Teguh pada komitmen
• Kebermaknaan program
• Keteladanan
• Pengkaderan
D. Sasaran Program PBM
Sasartan program Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang tidak dibatasi usia, jenis kelamin,tingkat pendidikan,dan kebutuhan belajar yang tidak dilayani pendidikan sekolah, maupun yang sudah dilayani tetapi memerlukan tambahan pengetahuan lain yang kurang diperolaeh dari sekolah.
E. Program Pembelajaran
Program pembelajaran Pendidikan yang bertumpu pada masyarakat harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidup dan kehidupannya, serta menyiapkan generasi muda menyongsong hari depan yang penuh tantangan yaitu pengembangan anak dini usia, pendidikan dasar luar sekolah, pendidikan perempuan, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kejuruan masyarakat.
F. Acuan Pelaksanaan PBM
Ada lima aspek yang menjadi acuan yang seharusnya digunakan oleh pendidikan luar sekolah di dalam mengembangkan dan melaksanakan konsep PBM yaitu teknologi, kelembagaan, sosial, kepemilikan, dan organisasi. Menurut beberapa ahli pendidikan berbasis masyarakat menekankan pentingnya memahami kebutuhan masyarakat dan cara pemecahan permasalahan oleh masyarakat dengan menggunakan potensi yang ada di lingkungan kehidupannya. Ada yang mengatalkan bahwa ada 3 unsur dari PBM yaitu mementingkan warga belajar, program dimulai dari perspektif yang kritis, dan pembangunan masyarakat.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan luar sekolah yang menjadi rujukan dalan merancang dan mengimplementasikan strategi pelaksanaan PBM bagi program-program pendidikan Luar sekolah yaitu :
1. Iklim belajar yang sesuai dengan keadaan peserta
2. diikutsertakanya peserta dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya
3. Diikutsertakanya peserta dalam proses perencanaan belajarnya
4. proses belajar menjadi tanggung jawab bersama antara fasilitator dan peserta serta pelaksanaan evaluasi belajar lebih menekankan pada evaluasi diri sendiri
5. proses belajar yang menekankan p[ada teknis yang sifatnya membangkitkan dan menghargai penga;laman peserta
6. Proses belajar yang mengutamakan pada penerapan atau aplikasi praktis
7. bahan belajar yang berdasarkan pada tugas perkembangan peserta
8. Peranan pendidik yang bukan sebagai guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu, tetapi lebih sebagai fasilitator
9. Bahan belajar yang lebih berorientasi pada masallah yang dihadapi oleh peserta, atau yang diinginkan oleh peserta pas pemecahannya
10. penggunaan metode belajar yang lebih merangsang peserta untuk terlibat secara aktif dan memberikan suasana gembira (Knoles, 1977)
G. Strategi Pengembangan dan Pelembagaan
Dalam pengembangan dan pelembagaan program pembelajaran,pendidikan luar sekolah dapat memilih beberapa strategi penyelenggaraan, antara lain:
• Mengubah orientasi
• Mengembangkan metode partisipatif yang dinamis dalam menumbuhkan kreatifitas masyarakat.
• Menggunakan pendekatan bertahap-bergilir
• Merubah pendekatan standarisasi program menjadi pendekatan bervariasi dan keanekaragaman (diversifikasi dan diferebnsifikasi), sebagai usah untukmenjawab keanekaragaman perbedaaan kebutuhan belajar masyarakat
• Merubah peran pemerintah dari penentu menjadi pemberdaya dengan cara membangkitkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan program.
• Meningkatkan koordinasi multi sector
• Merubah pendekatan belajar cara klasikal menjadi cara partisipatif dan menggunakan bahan belajar local.
Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan PBM diperlukan strategi yang tepat yakni menempatlkan masyarakat sebagai pelaku utama atau subyek bukan sebagai sasaran atau obyek. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pelaksanaan PBM harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mementingkan kepuasan masyarakat
2. berorientasi pada pasar
3. keterkaitan dan kesinambunagan program
4. Pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan pendanaan.
5. fleksibel
6. otonomi
7. pelembagaan
H. Tolok Ukur Pelembagaan
Secara kualitatif tolok ukur keberhasilan darinpelaksanaan program pembewlajaran masyarakat dapat dikemukakan di sini sebagai berikut:
1) Warga belajar Keaksaraan Fungsional
a) Memiliki kemampuan memahami informasi melalui tulisan
b) Memiliki keterampilan yang dapaat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
c) Memiliki mata pencaharian untuk menambah penghasilan
d) Meningkatkan kesadarannya terhadap hokum
2) Lulusan paket A setara SD, mereka dapat :
a) Melanjutkan ke paket B atau ke SMP
b) Bekerja dengan menggunakan ijasah setara SD
c) Bekerja usaha mandiri
3) Lulusan paket B setara SMP mereka dapat :
a) Melanjutkan ke program paket C atau ke SMU
b) Bekerja dengan menggunakan ijasah setara SMP
c) Bekerja usaha mandiri
4) Lulusan paket C setara SMA mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
5) Magang dan KBU mereka dapt :
a) Bekerja di perusahaan
b) Memiliki kegiatan usaha
c) Mengembangkan keterampilan/usaha yang telah dimiliki
6) Lulusan dari kursus mereka dapat :
a) Memperoleh pengetahuan, keterampilan untuk mengembangkan diri dan menambah pengetahuan yang diperoleh di sekolah
b) Bekerja, mengembangkan karir?profesi
c) Usaha mandiri
d) Melanjutkan ke jenjang keterampilan yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar