A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Sekolah
sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang
bersifat paralel maupun yang menunjukkan perjenjangan. Oleh karena itu
setiap guru atau wali kelas sebagai pimpinan menengah atau administrator
kelas, menempati posisi dan peranan yang penting. Karena memiliki
tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang
berpengaruh dan perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Dengan
melihat urain di atas yang merupakan usaha kegiatan pengelolaan kelas,
maka penulis akan mengemukakan pengertian pengelolaan kelas, namun
sebelum penulis bicarakan tentang pengertian pengelolaan kelas, terlebih
dahulu kita mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan kelas.
Menurut
, (Abdurrahman, 1994: 199).Kelas dalam arti sempit adalah ruangan
tempat sejumlah warga belajar terlibat dalam proses balajar mengajar.
Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil (warga belajar)
sebagai bagian bagian dari masyarakat sekolah, merupakan satu kesatuan
unit kerja yang terorganisir di dalam penyelenggara proses belajar
mengajar secara aktif, kreatif dan positif untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pengajaran dalam luas.
Dalam
pelaksanaan selalu ada tahap – tahap pengurusan, pencatatan dan
penyimpanan dokumen. Pengurusan akan mudah dan lancar apabila di dalam
perencanaan dan pengorganisasian cukup mantap. Pemantapan kedua kegiatan
tersebut ditunjang adanya data yang lengkap teruji kebenarannya.
Sedangkan pencatatan perlu dilaksanakan secara kontinyu dan tetap
waktunya sehingga memudahkan pengawasan serta pengumpulan dokumen.
Pengumpulan dokumen yang tertib dan teratur akan melancarkan pencarian
data dan memantapkan pembuatan rencana.
B. Fungsi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas dan pengelolaan pengajaran adalah kegiatan yang sangat erat
kaitannya, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena
tujuannya berbeda. Kalau pengajaran mencakup semua kegiatan yang secara
langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pengajaran, maka
pengejaran, maka pengelolaan kelas menunjukkan kepada kegiatan –
kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar mengajar.
Untuk
itu masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun sering kali ada
perbedaan antara dua kelompok tersebut, namun perbedaan itu hanya
merupakan tekanan saja. Tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan
efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat yang
dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi
penanggulangannya yang tepat pula.
Jika
dilihat keberadaan pembahasan tersebut di atas, fungsi pengelolaan
kelas tidak terlepas dari keberadaan individu dan kelompok.
Untuk
lebih jelasnya fungsi pengelola kelas secara umum di atas, maka di
bawah ini penulis akan mengemukakan fungsi pengelolaan ditinjau dari
beberapa problema sebagai berikut:
Memberikan dan melengkapi fasilitas kelas untuk segala maacam tugas antara lain:
- Membantu pembentukan kelompok
- Membantu kelompok dlam pembagian tugas
- Membantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan kelompok
- Membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
- Membantu prosedur kerja
- merubah kondisi kelas
Memelihara tugas agar dapat berjalan lancar antara lain:
- Mengenal dan memahami kemampuan murid
- Mempengaruhi kehidupan individu, terutama dengan teman-teman sebaya dalam kelas
- Organisasi sekolah dapat membantu memelihara tugas- tugas
- Mampu menciptakan iklim belajar mengajar berdasarkan hubungan manusiawi yang harmonis dan sehat.
Berangkat
dari fungsi pengelolaan kelas tersebut, maka akan menjadi titik tolak
atau sentral dalam pengelolaan kelas tersebut tidak terlepas dari
mengantarkan suatu kondisi-kondisi yang memungkinkan untuk tercapainya
belajar mengajar. Kenyataan ini seyogyanya bahwa komponen yang berada
dalam ruangan menjadi sasaran yang dioptimalkan, lebih-lebih lagi yang
berkaitan dengan diri siswa sebagai individu dan siswa dalam
kedudukannya terhadap kelompok.
Demikian
pula halnya organisasi pengelolaan kelas dalam proses pengajaran, bahwa
di mana ketergantungannya dari tujuan pengelolaan kelas menjadi tata
laksana yang berperan aktif untuk menentukan dan menciptakan kondisi
fisiologi dan psikologi untuk memfokuskan pada belajar. Suasana
perasaan, fikiran dan ingatan untuk tertuju kepada materi yang
diberikan.
Dari
fungsi pengelolaan kelas telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa fungsi pengelolaan kelas tidak terlepas dari
menciptakan kondisi kelas untuk tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran, atau dengan kata lain untuk mengoptimalkan komponen –
komponen dalam kelas, berupa ketatalaksanan, aturan-aturan yang
menentukan terjadinya proses belajar mengajar.
C. Hal-hal yang Berpengaruh Terhadap Pengelolaan Kelas
Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas, agar
pengelolaan kelas dapat diusahakan secara maksimal dan membantu dalam
proses pendidikan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Pribadi pendidik
Terdapat
beberapa hal yang perlu diketahui oleh guru agar guru dapat
mempergunakan seluruh kemampuannya dalam mengelola kelas, di antaranya
adalah bahwa guru harus mengenal diri sendiri dan mengenal siswa. Hadi
(2005 : 23) menyatakan bahwa tidak setiap guru memiliki sifat-sifat yang
dibutuhkan oleh profesi keguruan misalnya disiplin diri. Oleh karena
itu guru perlu berusaha untuk mengenal dirinya sendiri dan selanjutnya
membina kepribadian yang
baik
sebagai guru. Kepribadian-kepribadaian yang selayaknya dibina dan
dikembangkan oleh guru misalnya adalah kepribadian yang bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, kepribadian yang memiliki sifat-sifat terpuji
seperti sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun
dan tanggap terhadap pembaharuan.
Pengenalan
siswa juga merupakan satu hal yang mutlak dimiliki oleh guru. Apabila
guru tidak mengenal siswa maka proses pembelajaran yang berlangsung
tidak akan berhasil dijalankan karena guru cenderung menyamaratakan
semua siswa. Masing-masing siswa memiliki perbedaan-perbedan dan juga
persamaan-persamaan. Oleh karena itu guru hendaknya dapat mengenali
setiap siswanya, baik kemampuannya, minatnya, maupun latar belakang
lainnya.
Pengenalan
terhadap siswa akan memudahkan guru dalam pengelolaan kelas, misalnya
dalam pengaturan tempat duduk, pemilihan pasangan tempat duduk untuk
siswa sesuai dengan besar
kecilnya, kemampuan pendengaran ataupun kemampuan penglihatan masing-masing siswa.
2. Disiplin kelas
Disiplin
kelas merupakan keadaan tertib di mana guru dan siswa yang tergabung
dalam suatu kelas tunduk pada peraturanperaturan yang telah ditetapkan
dengan senang hati. Suasana tertib di dalam kelas merupakan salah satu
syarat penting bagi berjalannya proses belajar-mengajar yang efektif.
a. Teknik pembinaan disiplin kelas
Disiplin
kelas yang baik adalah pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan
tindakan orang dalam suatu kelas untuk menciptakan dan memelihara suatu
suasana belajar-mengajar yang efektif. Tujuan yang ingin dicapai adalah
perkembangan dan pertumbuhan secara maksimal dari setiap siswa yang
menjadi tanggung jawab sekolah yang bersangkutan.
Teknik pembinaan disiplin di antaranya adalah :
1) Teknik “inner control”.
Maksud teknik inner control adalah
bahwa kontrol perilaku berasal dari dalam diri siswa sendiri. Kepekaan
akan disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam diri siswa sendiri.
Kesadaran akan norma-norma, peraturan-peraturan, tata tertib yang
diterapkan akan membuat siswa dapat mengendalikan dirinya sendiri.
2) Teknik “External control”.
Maksud dari external control adalah
bahwa pengendalian berasal dari luar diri siswa dan hal ini dapat
berupa bimbingan dan konseling. Pengendalian diri dapat juga berupa
pengawasan tetapi yang bersifat hukuman. Pemakaian teknik ini harus
disesuaikan dengan perkembangan siswa. Misalnya teknik inner control lebih sesuai untuk siswa pendidikan menengah dan tinggi, sedangkan untuk siswa pendidikan rendah lebih sesuai dengan teknik external control.
3) Teknik “Cooperative control”.
Maksud dari cooperative control adalah
kerjasama antara guru dan siswa. Teknik ini berangkat dari pendapat
bahwa disiplin kelas yang baik mengandung adanya kesadaran kerjasama
guru dan siswa secara harmonis, respektif, efektif, dan produktif. Oleh
karena itu, harus ada kerjasama antara guru dan siswa. Bentuk-bentuk
kerjasama guru dengan siswa di antaranya adalah: (1) mengadakan
perencanaan secara kooperatif dengan siswa, (2) mengembangkan
kepemimpinan dan tanggng jawab pada siswa, (3) membina organisasi dan
prosedur kelas secara demokratis, (4)
memberikan
kesempatan untuk berdiri sendiri, berpikir sendiri, terutama dalam
mengemukakan dan menerima pendapat orang lain, (5) memberi kesempatan
berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf kesanggupan siswa, (6)
menciptakan kesempatankesempatan untuk mengembangkan sikap-sikap yang
diinginkan : sosial, psikologis, biologis.
b. Sumber pelanggaran disiplin
Sumber-sumber pelanggaran disiplin di dalam kelas, di antaranya adalah :
1) Tipe kepemimpinan guru yang otoriter
2) Pengurangan hak sebagian siswa
3) Adanya kelompok minoritas yang kurang diperhatikan oleh guru
4) Siswa kurang dilibatkan dalam tanggung jawab sekolah
5) Kurang kerjasama dengan orang tua siswa
6) Kebosanan di dalam kelas
7) Perasaan kecewa atau tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak
8) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian pengenalan atau status (Hadi, 2005 : 62)
Pembahasan
di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas berkaitan dengan guru dan
siswa. Guru hendaknya mengenal dan memahami perbedaan masing-masing
siswa. Sifat dan pembawaan siswa yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku
siswa di dalam kelas, termasuk dalam hal kedisiplinan siswa. Perilaku
siswa yang berbeda-beda tersebut membutuhkan cara penanganan yang
berbeda pula. Pemahaman dan pengetahuan tentang siswa dapat dijadikan
dasar dalam menangani masing-masing siswa sesuai dengan sifat dan
kemampuan siswa. Pemahaman ini akan membantu guru dalam mengelola
interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa dalam
proses belajarmengajar di kelas
D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Menurut
Usman (2005: 97-99) terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui dan
digunakan oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip tersebut adalah :
1. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan
dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan
belajar-mengajar yang optimal.
2. Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah
siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah
laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, gaya, dan interaksi belajar-mengajar yang bervariasi
merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajar-mengajar yang efektif.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada
dasarnya di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal
yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang
negatif.
6. Penanaman disiplin diri
Pengembangan
disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi
contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar