Kekuasaan
dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan
istilah pengaruh dan otoritas.
Berbagai
sumber dan jenis kekuasaan dari beberapa teoritikus seperti French dan
Raven, Amitai Etzioni, Kenneth W. Thomas, Organ dan Bateman, dan Stepen P
Robbins telah dikemukakan dalam kegiatan belajar ini.
Kekuasaan
merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah dan
tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah
dikemukakan social exchange theory, strategic contingency theory dan
proses-proses politis sebagai usaha untuk mempertahankan, melindungi dan
me-ningkatkan kekuasaan.
Dalam
kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu
agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara
penggunaan kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan
kekuasaan dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan
status dan menghindari ancaman- ancaman terhadap rasa harga diri para
pengikut.
Pengaruh
sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang
spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki
kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang
timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Para
teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang
berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi,
pertukaran, tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi,
dan taktik mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan
oleh seorang pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya
tergantung pada beberapa aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para
pemimpin lebih sering menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara
sosial dapat diterima, feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu
sasaran tertentu, memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usaha
atau biaya.
Efektivitas
masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh komitmen
dari para pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin,
jenis permintaan serta position dan personal power pemimpin tersebut.
Konflik
dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana sebuah usaha dibuat
dengan sengaja oleh seseorang atau suatu unit untuk menghalangi pihak
lain yang menghasilkan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain atau
meneruskan kepentingannya.
Ada
beberapa pandangan tentang konflik yaitu pandangan tradisional, netral
dan interaksionis. Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik itu
negatif, pandangan netral menganggap bahwa konflik adalah ciri hakiki
tingkah laku manusia yang dinamis, sedangkan interaksionis mendorong
terjadinya konflik.
Untuk
mengurangi, memecahkan dan menstimulasi konflik ada beberapa pendekatan
atau strategi yang dapat ditempuh sebagaimana disarankan oleh beberapa
teoretikus.
Perubahan
lingkungan dan pergeseran budaya telah mempengaruhi dinamika
kepemimpinan perempuan. Pada umumnya pemimpin perempuan cenderung
diberikan porsi pada organisasi perempuan dan sosial. Namun dengan
adanya globalisasi telah merubah paradigma kepemimpinan ke arah
pertimbangan core competence yang dapat berdaya saing di pasar global
Oleh sebab itu banyak organisasi berkaliber dunia yang memberikan
kesempatan bagi perempuan yang mampu dan memenuhi persyaratan
kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi sekarang ini.
Hambatan
bagi kepemimpinan perempuan lebih banyak akibat adanya stereotipe
negatif tentang kepemimpinan perempuan serta dari mental (perempuan)
yang bersangkutan. Stereotipe-stereotipe tersebut muncul sebagai akibat
dari pemikiran individu dan kolektif yang berasal dari latar belakang
sosial budaya dan karakteristik pemahaman masyarakat terhadap gender
serta tingkat pembangunan suatu negara atau wilayah.
Dari
hasil temuan, ternyata tidak ditemukan adanya perbedaan antara gaya
kepemimpinan perempuan dengan laki-laki, walaupun ada sedikit perbedaan
potensi kepemimpinan perempuan dan laki-laki, di mana keunggulan dan
kelemahan potensi kepemimpinan perempuan dan laki-laki merupakan hal
yang saling mengisi. Begitu juga dengan karakteristik kepemimpinan
perempuan dan laki-laki dapat disinergikan menjadi kekuatan yang
harmonis bagi organisasi yang bersangkutan.
Untuk
menduduki posisi kepemimpinan dalan organisasi di era global, perempuan
perlu meningkatkan ESQ dan memperkaya karakteristik kepemimpinannya
dengan komponen-komponen, antara lain pembangunan mental, ketangguhan
pribadi dan ketangguhan sosial serta menutupi agresivitasnya menjadi
ketegasan sikap, inisiatif, dan percaya diri akan kompetensinya.
Kepemimpinan dalam Beragam Budaya dan Negara
Kepemimpinan dalam Beragam Budaya dan Negara
Pada
kegiatan belajar ini telah Anda lihat bahwa terdapat perbedaan mendasar
dari sikap dan perilaku pemimpin pada berbagai Negara atau budaya.
Namun demikian, terdapat dimensi kepemimpinan yang secara universal
relatif sama yaitu setiap pemimpin diharapkan mampu proaktif dan tidak
otoriter. Di samping itu, terdapat pula beberapa variasi sikap dan
perilaku pemimpin di dalam kelompok budaya dan di dalam Negara pada
berbagai budaya atau Negara. Demikian pula terdapat perbedaan sikap dan
perilaku pemimpin pada Negara- Negara yang menganut system nilai
berbeda.
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan Ahli
Pada
era globalisasi, banyak terjadi perubahan dalam segala sendi kehidupan
masyarakat, terutama yang berhubungan dengan bidang ekonomi perdagangan,
industri, telekomunikasi dan informasi. Dalam masa post modernism yang
sekarang sedang kita jalani, perubahan paradigma manajemen turut
bergerak secara dinamis, dari paradigma manajemen klasik hingga
paradigma post modernism yang salah satunya diwakili oleh learning
organization dengan pengukuran kinerja balanced score card yang
memperhitungkan pula keterkaitan dengan lingkungan luar organisasi.
Secara
historis, paradigma kepemimpinan tersebut terbagi dalam beberapa lokus
dan fokus keilmuan, yang diwakili dalam kelompok paradigma aliran
wilayah utara, barat, timur dan global baru. Hal tersebut, dipaparkan
dalam beberapa kategori, antara lain dalam kategori manajer individual,
yang terbagi menjadi manajemen efektif (Drucker), manajemen perusahaan
(Peters), manajemen kualitas total (Toyota), keahlian diri pada bidang
tertentu (self- mastery); kategori kelompok sosial terbagi menjadi
kerjasama tim yang efektif (Likert), pembagian nilai (Deal/Kennedy),
siklus atau lingkaran kualitas (Sony), sinergi sosial; kategori
organisasi secara keseluruhan yang terbagi menjadi organisasi yang
hirarkis (Chandler), organisasi jaringan (Handy) organisasi ramping
(Honda), organisasi yang belajar (learning organization), kategori
ekonomi dan masyarakat yang terbagi menjadi tanggungjawab badan hukum
(Chandler), perusahaan swasta yang mandiri atau bebas (Gilder), modal
atau investasi sumber daya manusia (Ozaka) dan pembangunan yang
berkelanjutan.
Globalisasi
juga telah mempengaruhi terjadinya perubahan paradigma dalam praktik
manajemen khususnya kepemimpinan. Secara garis besar, perbedaaan antara
paradigma lama dan baru dilihat dari aspek-aspek antara lain berikut
ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar