I. PENDAHULUAN
Guru
sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki
posisi yang sangat menentukan keberhasilan, karena fungsi adalah
merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Di
samping itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat
strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang akan menentukan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran, bersifat menentukan karena guru
yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru
ialah kinerja di dalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi proses belajar mengajar. Untuk menjadi guru pendidikan
Agama Islam yang ideal haruslah memiliki beberapa kemampuan dan juga
harus memiliki syarat-syarat tertentu.
II. Pembahasan
A. Sebenarnya,
agama Islam mengajarkan bahwa setiap umat Islam wajib mendakwahkan dan
mendidikkan ajaran agama Islam kepada yang lain. Sebagaimana dalam Q.S.
Al-Nahl 125, Q.S. Al-Syuro’ 15, Q.S. Ali Imron 104, dan Q.S. Al-‘Ashr
1-3. Berdasarkan ayat-ayat di atas dapat di pahami bahwa siapapun dapat
menjadi pendidik agama Islam, asalkan mempunyai pengetahuan (kemampuan)
lebih, mampu mengimplisitkan nilai relevan (dalam pengetahuan itu),
yakni sebagai penganut agama yang patut dicontoh dalam agama yang
diajarkan, dan bersedia menularkan pengetahuan agama serta nilainya
kepada orang lain.[1]
Asumsi
yang melandasi keberhasilan baru pendidikan agama Islam dapat di
formalisasikan sebagai berikut : guru pendidikan agama Islam akan
berhasil menjalankan tugas kependidikannya bilamana guru tersebut
mempunyai kompetensi Personal-Religius dan Kompetensi
Profesional-Religius.[2]
Sedangkan menurut Soejono mengatakan bahwa syarat guru dalam Islam ialah :[3]
1. Tentang umur, harus sudah dewasa
Di
negara kita, seseorang dianggap dewasa sejak berusia 18/ sudah kawin.
Menurut ilmu pendidikan 21 tahun bagi pria dan 18 tahun bagi wanita.
2. Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
Jasmani
yang sehat, harus memperlancar pelaksanaan pendidikan dari segi rohani,
orang gila berbahaya bila mendidik begitu juga orang idiot.
3. Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli
Orang
tua di rumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu
pendidikan dengan pengetahuannya itu di harapkan akan lebih mampu
menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya dirumah.
4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi
Syarat
ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik
selain mengajar bagaimana guru akan memberikan contoh-contoh : kebaikan
bila ia sendiri tidak baik perangainya?
1. Syarat Formal
a. Berijazah
b. Guru agama harus sehat jasmani maupun rohani
c. Guru agama tidak cacat jasmaninya
2. Syarat Keguruan
Yang dimaksud dengan syarat material ialah :
a. Menguasai ilmu yang akan diajarkan
Guru
agama harus dapat menyampaikan pelajaran agama kepada muridnya dengan
baik karena berhasil atau tidaknya guru agama dalam menyampaikan atau
melaksanakan tugasnya tidak semata-mata tergantung pada penguasaan
bahan, tetapi tergantung juga pada cara menyampaikan pelajaran.
b. Mengerti ilmu didaktik, tahu tentang cara mengajar (metodik)
Guru
agama yang memiliki ilmu agama cukup, harus pula memiliki ilmu didoktik
dan metodik karena ilmu itu akan membantu menyampaikan bahan pelajaran
agama, agar dapat mencapai hasil maksimal.
c. Mengerti ilmu jiwa
Guru harus mengertu ilmu jiwa yang meliputi : ilmu jiwa perkembangan, IJB dan IJA
3. Syarat Non Formal
a. Memiliki loyalitas terhadap pemerintah, yang dimaksud adalah kepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Berakhlak mulia serta taat melaksanakan ajaran agama Islam.
c. Memiliki dedikasi terhadap tugasnya sebagai guru agama. Dalam bertugas ia harus ikhlas dan mencintai tugasnya.
d. Guru agama harus pemaaf.
Guru agama harus dapat memahami dirinya, sanggup menahan kemarahan dan harus sabar serta tidak pendendam.
e. Guru agama harus peka terhadap tabiat murid.
Bagi
murid yang agak kurang kemampuannya dalam menerima pelajaran agama,
guru harus tahu dan mampu membimbing atas keberhasilannya murid dalam
mempelajari agama.
f. Guru agama harus mempunyai sifat terbuka.
g. Guru agama harus zuhud.
Dalam menjalankan tugasnya di dasarkan kepada keridhoan Allah SWT, tidak mengutamakan materi.
B. Selain itu untuk menjadi guru PAI yang ideal juga harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki keterampilan dasar (Basic Skill)
Keterampilan yang di maksud ialah ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan di sekolah formal
Adapun profil kemampuan dasar bagi seorang pendidik adalah :
a. Menguasai materi pembelajaran, baik dalam kurikulum maupun aplikasinya dalam materi pembelajaran.
b. Mampu mengelola program pembelajaran.
c. Mampu mengelola kelas dan menciptakan iklim pembelajaran yang konduktif.
d. Menggunakan media atau sumber belajar.
e. Menguassai landasan-landasan kependidikan.
f. Mampu mengelola interaksi dalam proses pembelajaran dan memberika penilaian yang komprehensif kepada siswa.
2. Menguasai keterampilan khusus (Spesialisasi).
Tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus akan mampu bertahan dan bersaing di abad mendatang.
3. Menguasai keterampilan komputer.
Hampir
semua sisi umat manusia tidak terlepas pada pelajaran komputer.
Kehidupan manusia di abad mendatang akan sangat tergantung pada
pelajaran komputer.
4. Menguasai keterampilan berkomunikasi dengan bahasa asing.
Berkomunikasi dengan bahasa asing, mutlak diperlukan di era globalisasi ini terutama bahasa Inggris.
5. Menguasai keterampilan manajerial dan kepemimpinan.
Kompetensi manajerial di tandai oleh kemampuan mengatur dan mengelola organisasi menjadi lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Bila
dihubungkan dengan kualitas, profesionalitas harus mampu menanamkam
prioritas pada pola kerja tim dan membangun budaya masyarakat lokal yang
kuat, termasuk di lingkungan lembaga pendidikan. Guru PAI yang ideal
(profesional) harus memiliki kemampuan.[5]
1. Meingkatkan kemampuan strategi pengendalian resiko di antara teman seprofesi.
2. Memiliki kreativitas yang tinggi dan mampu menghadapi setiap manusia yang berbeda.
3. Komitmen terhadap pekerjaan walaupun sangat sulit.
4. Konsisten
pada setiap orang dan berprilaku pamong dalam kesehariannya, bukan
hanya sekedar di atas kertas kebijakan atau prosedur-prosedur.
5. Mengembangkan norma kolaborasi.
6. Saling mendorong dan memberikan bantuan.
7. Kemampuan melihat problem sebagai masalah bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mukhtar, M.Pd., Desain Pembelajaran PAI, CV. Misaka Galiza, Jakarta, 2003
Drs. Muhaimin, MA., Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.
Depag RI., Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pada SD, CV. Multigaya, Jakarta, 1986.
[1] Drs. Muhaimin, M.A., Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 93.
[2] Ibid, hlm. 97
[3] Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 80
[4] Depag RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pada SD, hlm. 46-49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar