Sejarah
Islam telah memperlihatkan kepada kita, pada awal kebangkitan Islam, di
saat itu telah muncul dua kerajaan besar yang telah maju dengan
pesatnya yaitu Persia dan Romawi yang merupakan dua kerajaan yang super
power yang benar-benar di kagumi oleh dunia internasional dewasa itu
sehingga hal ini pernah di nyatakan sendiri oleh Rasulullah saw.
Peradaban
Barat berada dalam posisi yang kuat, karena itu kita harus mengambilnya
dengan satu modal dan mngikuti perkembangannya.
Dalam
Islam tidak ada permusuhan antara agama dan negara. Islam merupakan
sistem total bukan hanya dari keyakinan melainkan juga tindakan yang
menetapkan aturan-aturan untuk kehidupan sehari-hari dan dorongan wahyu
untuk memerangai atau mengislamkan kaum kafir.[1]
Barat yang ingin melihat Islam tetap tidur dan mendur itupun sudah bisa
membaca jalannya sejarah, dan memang fajar Islam telah mulai
menyingsing dan Insya Allah akan nampak jelas
pada abad XV H. kebangkitan itu adalah laksana sungai yang mengalir,
kalaupun di bendung pada satu tempat, ia pasti mencari jalan aliran ke
tempat yang lain sehingga akhirnya bermuara ke satu samudra yang luas.[2]
Selama
beribu tahun pertama perkembangan dunia muslim hanya ada tiga tulisan
yang masih dapat di temukan dan memberi pembaca muslim informasi.
Tentang sejarah Eropa Barat. Jika sejarah Eropa Barat hampir diabaikan
sama sekali, namun peta bumi Eropa terus mendapatkan perhatian. Para
ilmuwan muslim mencurahkan perhatian besar pada geografi dan menciptakan
banyak literatur dengan cabang-cabang pengetahuan di bidang ini. Mulai
dari adaptasi dan penjelasan tambahan pada karya-karya Yunani, yang
kemudian di perkaya oleh sebuah buku perjalanan, dan para sarjana muslim
menyusunnya secara lebih sistematik. Beberapa literatur tersebut
berbentuk risalah, dan yang lain dalam bentuk kamus alfabetik geografis,
yang kadangkala memuat beberapa nama orang
Eropa. Dalam pandangan masyarakat dunia negeri Islam (Darul Islam) dan
negeri musuh (Darul Harbu). Darul Islam terdiri dari semua negara dan
semua wilayah yang menjunjung hukum Islam, dansecara umum dapat di
katakan bahwa di daerah itu berdiri kerajaan Islam. Darul Harbi adalah
wilayah selebihnya sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam semesta ini.
Maka demikian pula hanya ada satu komunitas, dipimpin oleh satu
pemerintahan yang dikepalai oleh satu penguasa negara yang berdaulat.[3]
Semua
ini membuktikan bvahwa orang Arab telah menjadi perintis berbagai
lapangan ilmu, dan menguatkan pandangan banyak orientalis seperti
Cajori, bahwa orang-orang Arab adalah perintis dalam pemikiran ilmiah,
dan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh tokoh seperti Al-Haytsan,
Khazin dan Biru’ni, Jabir Ibn Sina, sangat penting bagi munculnya
tokoh-tokohnya renesance seperti Galileo, Copernicus, dan Newton.
1. Matematika, Astronomi dan Fisika
a. Amerika
Sumbangan
pertama pada matematika dan astronomi yang diberikan oleh orang-orang
Arab adalah pemerkenalan mereka atas sistem bilangan untuk mengartikan
perhitungan dengan menggunakan alfabet, yang umum dilakukan pada waktu
itu.
b. Al jabar
Orang-orang
Arab adalah yang mula-mula menggunakan kata al jabr (al Jabar, al
gebra), dan Khawarizmi adalah orang pertama yang membicarakan ilmu ini
secara sistematik.
Khawarizmi
mengatakan bahwa ia telah menemukan bilangan-bilangan yang diperlukan
dalam al Jabar dan kalkulasi oposisi terdiri dari tiga jenis satuan,
kelipatan, bilangan-bilangan tunggal yang tidak berhubungan dengan
bilangan satuan ataupun bilangan kelipatan.
c. Ocometri
Orang-orang
Arab membagi geometri menjadi dua jenis, geometri abstrak dan geometri
konkrit. Geometri konkrit merupakan membicarakan kuantitas-kuantitas
yang dapat di indera dengan dengan penglihatan dan rabaan. Geometri
abstrak membahas hal-hal yang dapat diketahui dan dipahami.
d. Trigonometri dan Astronomi
Di
antara peralatan-peralatan astronomi yang digunakan orang-orang Arab
kita sebut misalnya kerangka bola langit yang terdiri dari cincin-cincin
logam (armillary sphere), swipoa yang memakai tali (struged abacus),
astrualabe, diagram arah angin (wind rose) dan kompas.
e. Fisika dan Mekanika
2. Kimia, Biologi, Farmasi, Metalurgi.
Pemikiran ilmiyah adalah warisan seluruh umat manusia dan sumbangan dari seluruh umat manusia pula.[4]
Dalam peradaban dan kebudayaan muslim di Andalusia selama wilayah itu berada dibawah kekuasaan muslim
٭ Peradaban antara lain:
- Arsitektur dan kemewahan
Di
antara bangunan-bangunan monumental yang bernilai seni arsitektur
tinggi yang masih tegak sampai sekarang ialah, Masjid Jami’ dan Madina
Az-Zahra di Cordoba, Istana Putri Al-Hamra’ di Granada serta Al-Cazar di
Seville. Kemegahan dan kemewahan tidak hanya pada istana atau bangunan
pemerintah, tetapi juga pada perumahan rakyat dari golongan orang
beruang.
- Teknik pembuatan kapal dan alat navigasi
- Pertanian dan irigasi
- Perdagangan internasional.
Di Jean dan Al Garve ditambang emas dan perak, di Cordova di tambang besi dan timah hitam serta di Malaga diperoleh rumbia.
٭ Kebudayaan
dalam abad ke-5 / 10 bahwa bahasa Arab telah menjadi bahasa pemersatu bagi seluruh penduduk Andalusia.[5]
Banyaknya
Universitas yang lengkap dengan perpustakaan yang besar telah
memungkinkan lahirnya ilmuwan-ilmuwan kelas wahid di Andalusia. Itulah
sebabnya lahir Pameo Okor ilmu pengetahuan di yang disulut di Baghdad
menjadi lebih terang di Cordova, Toledo, Seville dan Granada.
Bidang-bidang ilmu pengetahuan yang sangat menonjol berkembang di
Andalusia ialah: histiografi, ilmu bumi, astronomi, matematika, botani,
kedokteran, filsafat dan mistik.
Sumbangan
sarjana-sarjana Arab dalam kemajuan ilmu pengetahuan dunia telah kita
kemukakan. Dapatlah peradaban Islam membanggakan diri denga
sarjana-sarjana besarnya yang karya-karyanya tetap menjadi rujukan
standart di Universitas Eropa sampai akhir abad ke-17 M. ketekunan
cendekiawan-cendekiawan ini dalam mengejat ilmu seperti ilmu fisika,
astronomi, matematika, telah menjadi ucapan pepatah, hanya dengan
kesabaran dan kesungguhan, dengan rasa pengabdian pada pengetahuan serta
pengorbananlah mereka bisa mencapai derajat sedemikian banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA
- Edward W. Said, Penjungkir Balikan Dunia Islam, Perpustakaan Salman Institut Teknologi, Bandung, 1981.
- Drs. A. Djalil Maelani, Islam Dalam Peredaran Zaman, Perpustakaan IAIN Walisongo, Semarang, 1990.
- Berhard Lewis, Muslim Menemukan Eropa, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1988.
- Komisi Nasional Mesir Untuk UNESCO, Sumbangan Islam Pada Ilmu dan Kebudayaan, Perpustakaan Salman Institut Teknologi, Bandung, 1977.
- Drs. Nourouzzaman Shiddiqi, M.A., Tamaddun Muslim, Bunga Rampai Kebudayaan Muslim, PT. Buku Bintang, Jakarta, 1986.
[1] Edward W. Said, Penjungkir Balikan Dunia Islam, Perpustakaan Salman Institut Teknologi, Bandung, 1981, hal. 19
[2] Drs. A. Djalil Maelani, Islam Dalam Peredaran Zaman, Perpustakaan IAIN Walisongo, Semarang, 1990, hal. 139.
[3] Berhard Lewis, Muslim Menemukan Eropa, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1988, hal.132
[4] Komisi Nasional Mesir Untuk UNESCO, Sumbangan Islam Pada Ilmu dan Kebudayaan, Perpustakaan Salman Institut Teknologi, Bandung, 1977, hal. 177.
SEMOGA ANDA MAKIN SUKSES.....AMIN YA RABB
BalasHapus