PENDAHULUAN
Salah
satu sistem yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung secara
konsisten dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya adalah institusi
atau lembaga pendidikan. Lingkungan pendidikan merupakan institusi atau
lembaga pendidikan di mana pendidikan itu berlangsung. Selain itu,
lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut berperan dalam menciptakan prestasi belajar dalam proses kependidikan.
Dan dalam makalah ini kami akan membahas hal tersebut lebih mendalam. Apa yang
dimaksud dengan lingkungan pendidikan? Apa sajakah yang termasuk dalam
lingkungan pendidikan? Serta bagaimana pengaruh lingkungan pendidikan
terhadap pendidikan itu sendiri?.
Semoga pemaparan dari kami dapat bermanfaat, kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah kami.
A. Pengertian Lingkungan.
Dalam
arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal,
adat istiadat , pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain
lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam
kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik
manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak
bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan
dengan seseorang.[1]
Sedangkan
menurut Sartain, yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi
dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau life proccess kita kecuali gen-gen.[2]
Dan
Zakiah Daradjat berpendapat, bahwa sejauh mana seseorang berhubungan
dengan lingkungaannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh
pendidikan kepadanya. Tetapi tidak selamanya keadaan tersebut bernilai
pendidikan, karena bisa saja malah merusak perkembangan seseorang.
B. Lingkungan Pendidikan.
Lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan yang dapat menunjang suatu proses
kependidikan atau bahkan secara langsung digunakan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pendidikan. Dan dari sisi pendidikan Islam,
lingkungan pendidikan Islam merupakan suatu lingkungan yang di dalamnya
terdapat ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya
pendidikan Islam dengan baik.[3]
Lingkungan
pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi yang mengelilingi dan
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan pendidikan
dibagi menjadi dua:[4]
1. Lingkungan sekitar (milieu)
Yaitu
segala keadaan: benda, orang, serta kejadian atau peristiwa di
sekeliling peserta didik. Dan lingkungan sekitar ini terdiri atas
lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Kondisi
iklim seperti daerah beriklim dingin, sedang, dan panas. Kondisi ini
dapat menyebabkan orang mempunyai kebiasaan dan sifat tertentu.
b. Letak
geografis, seperti daerah pantai dan daerah pedalaman. Daerah pantai
dengan kehidupan nelayan yang selalu bertempur melawan gelombang dapat
membuat orang berwatak keras, sementara daerah pedalaman dengan
kehidupan pertanian dapat membuat orang berwatak lemah lembut.
c. Demikian
pula keadaan tanah seperti kering, tandus, dan gersang, mempunyai
pengaruh yang berbeda dari daerah-daerah yang subur, dimana penghidupan
tidak merupakan beban yang berat.
Sedangkan
lingkungan sosial sendiri meliputi lingkungan sosial keluarga dan
lingkungan sosial masyarakat. Dan keadaan dalam lingkungan keluarga yang
dapat berpengaruh terhadap pendidikan antara lain:
a. Perlakuan orang tua terhadap anak
b. Kedudukan anak dalam keluarga
c. Status anak dalam keluarga
d. Besar kecilnya keluarga
e. Ekonomi keluarga dan pola hidupnya
f. Pendidikan orang tua
Adapun lingkungan masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan antara lain:
a. Situasi politik, seperti keadaan perang atau damai, dan pemerintahan yang memberi atau menindas kebebasan
b. Situasi ekonomi, seperti negara miskin, negara berkembang, atau negara maju.
2. Pusat-pusat pendidikan.
Yaitu tempat, organisasi, dan kumpulan manusia yang dirancang sebagai sarana pendidikan.
Sejak
Islam melembagakan pendidikan anak sebagai kewajiban dan tanggung jawab
orang tua, keluarga menjadi pusat pendidikan pertama. Selanjutnya,
pendidikan berlangsung di dalam masyarakat atas dasar kewajiban
menjalankan menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Di luar pendidikan
keluarga, pendidikan Islam tidak membatasi diri pada pusat pendidikan
tertentu. Tempat manapun yang dapat memberi kesempatan kepada orang
muslim untuk memperoleh pendidikan, tempat itu dalam pendidikan Islam
dipandang sebagai pusat pendidikan.[5]
a. Keluarga.
Sebagai
pusat pendidikan pertama, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam
mempersiapkan anak bagi peranannya di masa depan. Di sini pendidikan
berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang
berlaku di dalamnya.[6]
Lingkungan keluarga yang baik sekurang-kurangnya mempunyai dua ciri sebagai berikut:
Pertama, keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anak seperti perasaan senang, aman, disayangi, dan dilindungi.
Kedua,
mengetahui dasar-dasar kependidikan, terutama berkenaan dengan
kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak serta
tujuan serta tujuan dan isi pendidikan yang diberikan kepadanya.
Ketiga,
bekerjasama dengan pusat pendidikan tempat orang tua mengamanatkan
pendidikan anaknya, seperti madrasah dan pesantren. Menitipkan anak pada
pusat pendidikan bukan melepaskan tanggung jawab. Hal itu justru
menunjukkan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya,
apabila ia sendiri merasa tidak mampu untuk memberikan pendidikan yang
dibutuhkan anaknya.
b. Masjid.
Pada masa awal-awal penyebaran Islam, masjid merupakan pusat berbagai aktivitas. Yang terpenting ialah sebagai berikut:
1) Pusat peribadatan shalat.
2) Pusat pendidikan dan pengembangan kebudayaan. Di situ para ulama’ membentuk forum studi dalam bentuk lingkaran (halaqah) untuk mengkaji alQur’an, fiqh, dan bahasa, serta penyampaian fatwa.
3) Sebelum didirikan kantor-kantor pemerintahan, masjid merupakan pusat berbagai kegiatan pemerintahan.
c. Perpustakaan.
Perpustakaan
umum yang biasanya berpusat di kota kadang-kadang mempunyai bangunan
sendiri dan kadang-kadang berdampingan dengan masjid, sekolah, ribath,
atau rumah sakit.
d. Madrasah atau Sekolah.
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga. Dan peran
sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar, ini terbukti
dengan keberhasilan sekolah dalam membina kecerdasan, sikap, minat dan
sebagainya.
Dan untuk lingkungan pendidikan yang di luar sekolah, Zakiah
Daradjat menambahkan:
1. Asrama.
Setiap
asrama memiliki suasana tersendiri yang amat diwarnai oleh para
pendidik atau pemimpinnya dan oleh sebagian besar anggota kelompok dari
mana berasal. Demikian pula tatanan dan cara hidup kebersamaan serta
jenis kelamin dari pengguninya turut membentuk suasana asrama yang
bersangkutan.
2. Perkumpulan remaja.
Disinilah
letak kesempatan yang baik bagi remaja untuk mengorganisir dirinya dan
menyalurkan segala kehendak hati, keinginan dan angan-angan sebagai
pembuktian bahwa merekapun patut mendapat pengakuan dari masyarakat.[7]
C. Pengaruh Lingkungan Dalam Pendidikan.
Secara umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya pendidikan Islam yaitu:[8]
1. Pengaruh positif, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau
memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima,
memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2. Pengaruh negatif, yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam.
3. Pengaruh
netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk meyakini atau
mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi anak-anak untuk
meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.
D. Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Kondusif.
Lingkungan
pendidikan yang kondusif merupakan lingkungan yang dapat membangkitkan
semangat belajar dan menjadi faktor pendorong yang dapat memberikan daya
tarik tersendiri bagi proses belajar. Untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif harus ditunjang oleh
berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan dengan pengaturan ruang
belajar, sarana belajar, susunan tempat duduk, pemanasan sebelum masuk
ke materi yang akan dipelajari, serta sikap dan hubungan yang harmonis
antara pendidik dan peserta didik dan lain-lain.
Lingkungan yang kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remidial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
3. Memberikan
organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman bagi
perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan
kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara
peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara peserta didik
dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).[9]
E. Mendayagunakan Lingkungan.
Pendayagunaan
lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran ysng menjadikan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa
kegiatan pembelajaran akan lebih menarik minat siswa apabila apa yang
dipelajari diangkat dari lingkungannya sehingga siswa mendapatkan
pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan langsung
terhadap apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga pada akhirnya siswa
akan memiliki rasa cinta, peduli, dan bertanggung jawab terhadap
lingkungannya. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat
dilakukan dengan cara:
1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran seperti karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2. Membawa
sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan
pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, atau
sumber tiruan seperti model, gambar, dan lain-lain.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah di atas dapat kami simpulkan, bahwa lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan yang sangat menunjang suatu proses pendidikan atau bahkan secara langsung digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan.
Dan
ternyata lingkungan pendidikan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap perkembangan anak didik. Baik berupa pengaruh yang positif
ataupun pengaruh yang negatif. Maka menjadi tugas guru dan orang tualah
untuk menuntun anak didiknya agar dapat memanfaatkan lingkungan
pendidikan ini menuju ke arah yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Abudinata, MA. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos wacana Ilmu.
Daradjat, Zakiah, Dr. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
E Mulyasa, M.Pd. 2006. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim, MP. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Pelita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar