- Iman kepada Allah Azza wa Jalla
- Iman kepada para rasul Allah seluruhnya
- Iman kepada para malaikat
- Iman kepada Al-Qur’an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya
- Iman bahwa qadar – yang baik ataupun yang buruk – adalah berasal dari Allah
- Iman kepada Hari Akhir
- Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati
- Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur
- Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang kafir adalah Neraka
- Iman kepada wajibnya mencintai Allah
- Iman kepada wajibnya takut kepada Allah
- Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah
- Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah
- Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw
- Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw
- Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir
- Menuntut ilmu, yakni ilmu syar’i
- Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : “Agar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya”
- Mengagungkan
Al-Qur’an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga
hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan
huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya
- Thaharah
- Sholat lima waktu
- Zakat
- Puasa
- I’tikaf
- Haji
- Jihad
- Menyusun kekuatan fii sabilillah
- Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan
- Menunaikan khumus
- Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
- Menunaikan
kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah,
kaffarat bersetubuh di bulan Ramadhan ; demikian pula fidyah
- Menepati akad
- Mensyukuri nikmat Allah
- Menjaga lisan
- Menunaikan amanah
- Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia
- Menjaga kemaluan dan kehormatan diri
- Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil
- Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara’ dalam masalah tersebut
- Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah
- Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam
- Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal
- Tidak benci, iri, dan dengki
- Tidak menyakiti atau mengganggu manusia
- Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya’
- Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan
- Segera bertaubat ketika berbuat dosa
- Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah
- Menaati ulul amri
- Berpegang teguh pada jamaah
- Menghukumi diantara manusia dengan adil
- Amar ma’ruf nahi munkar
- Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa
- Malu
- Berbakti kepada kedua orang tua
- Menyambung kekerabatan (silaturrahim)
- Berakhlaq mulia
- Berlaku ihsan kepada para budak
- Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya
- Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri
- Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara mereka
- Menjawab salam
- Mengunjungi orang yang sakit
- Mensholati mayit yang beragama Islam
- Mendoakan orang yang bersin
- Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas terhadap mereka
- Memuliakan tetangga
- Memuliakan tamu
- Menutupi kesalahan (dosa) orang lain
- Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan
- Zuhud dan tidak panjang angan-angan
- Ghirah dan Kelemahlembutan
- Berpaling dari perkara yang sia-sia
- Berbuat yang terbaik
- Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua
- Mendamaikan yang bersengketa
- Mencintai
sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya
sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga
membencinya untuk dirinya sendiri
Source: Abdur Rosyid
Penjelasan Hadits Cabang-Cabang Iman
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda : الإيمان بضع و ستون شعبة ، أعلاها لا إله إلا
الله و أدناها إماطة الأذى عن الطريق
“Iman itu lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama
adalah ucapan “Laa Iaaha illallahu” dan cabang yang paling rendah yaitu
menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Hadits ini adalah hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari (1/48,49) dan Imam Muslim (35)
Penjelasan :
Al-Hafidz Ibnu Hajar telah meringkas pembahasan ini dalam kitabnya
Fathul Bari, sesuai keterangan Ibnu Hibban, beliau berkata :
“Cabang-cabang ini terbagi dalam amalan hati, lisan dan badan”
1. Amalan Hati
Adapun amalan hati adalah berupa i’tikad dan niat. Dan ia terdiri dari
dua puluh empat sifat (cabang); iman kepada Allah, termasuk ke dalamnya
iman kepada Dzat dan Sifat-sifatNya serta pengesaan bahwasanya Allah
adalah : لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Asy-Syuura : 11)
Serta ber’itikad bahwa selainNya adalah baru, makhluk. Beriman kepada
Allah, beriman kepada malaikat-malaikat, kitab-kitab dan para rasulNya.
Be
riman kepada qadar (ketentuan) Allah, yang baik maupun yang buruk.
Beriman kepada Hari Akhirat, termasuk di dalamnya pertanyaan di dalam
kubur, kenikmatan dan adzabNya, kebangkitan dan pengumpulan di Padang
Mahsyar, hisab (perhitungan amal), mizan (timbangan amal), shirat
(titian di atas Neraka), Surga dan Neraka.
Kecintaan kepada Allah, cinta dan marah karena Allah. Kecintaan
kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan yakin atas keagungan beliau,
termasuk di dalamnya bershalawat atas Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam
dan mengikuti sunnahnya.
Ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya dan nifaq. Taubat dan
takut, berharap, bersyukur, menepati janji, sabar, ridha dengan qadha
dan qadar, tawakkal, kasih sayang dan tawadhu (rendah hati). Termasuk
tawadhu adalah menghormati yang tua, mengasihi yang kecil, meninggalkan
sifat sombong dan bangga diri, meninggalkan dengki, iri hati dan emosi.
2. Perbuatan Lisan
Ia terdiri dari tujuh cabang; mengucapkan kalimat tauhid, yaitu bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah rasul Allah, membaca Al-qur’an, belajar ilmu dan
mengajarkannya, berdoa, berdzikir yang termasuk di dalamnya istighfar,
bertasbih dan menjauhi perkataan yang sia-sia.
3. Amalan Badan
Ia terdiri dari tiga puluh delapan cabang ;
a. Yang berhubungan dengan materi
Bersuci, baik secara lahiriyah maupun hukumiyah, termasuk di dalamnya
menjauhi barang-barang najis, menutup aurat, shalat fardhu dan sunnah,
zakat, memerdekakan budak.
Dermawan, termasuk di dalamnya memberikan makan orang lain,
memuliakan tamu. Puasa, baik fardhu ataupun sunnah, i’tikaf, mencari
lailatul qadar, haji, umrah dan thawaf.
Lari dari musuh untuk mempertahankan agama, termasuk di dalamnya hijrah
dari negeri musyrik ke negeri iman. Memenuhi nadzar, berhati-hati dalam
soal sumpah (yakni bersumpah dengan nama Allah secara jujur, hanya
ketika sangat membutuhkan hal itu), memenuhi kaffarat (denda), misalnya
kaffarat sumpah, kaffarat hubungan suami istri di bulan Ramadhan.
b. Yang berkaitan dengan hawa nafsu
Ia terdiri dari enam cabang; menjaga diri dari perbuatan maksiat (zina)
dengan menikah, memenuhi hak-hak keluarga, berbakti kepada kedua
orangtua : termasuk di dalamnya tidak mendurhakainya, mendidik anak.
Silaturrahim, taat kepada penguasa (dalam hal-hal yang tidak merupakan
maksiat kepada Allah) dan kasih saying kepada hamba sahaya.
c. Yang berkaitan dengan hal-hal umum
Ia terdiri dari tujuh belas cabang; menegakkan kepemimpinan secara adil,
mengikuti jama’ah, taat kepada ulil amri, melakukan ishlah (perbaikan
dan perdamaian) di antara manusia, termasuk di dalamnya memerangi
orang-orang khawarij dan para pemberontak. Tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan, termasuk di dalamnya amar ma’ruf nahi munkar,
melaksanakan hudud (hukuman-hukuman yang telah ditetapkan Allah).
Jihad, termasuk di dalamnya menjaga wilayah Islam dari serangan
musuh, melaksanakan amanat, diantaranya merealisasikan pembagian
seperlima dari rampasan perang.Hutang dan pembayaran, memuliakan
tetangga, bergaul secara baik, termasuk di dalamnya mencari harta secara
halal. Menginfakkan harta kepada yang berhak, termasuk di dalamnya
meninggalkan sikap boros dan foya-foya. Menjawab salam, mendoakan orang
bersin yang mengucapkan alhamdulilah, mencegah diri dari menimpakan
bahaya kepada manusia, menjauhi perkara yang tidak bermanfaat, serta
menyingkirkan sesuatu yang mengganggu manusia dari jalan.
Hadits di muka menunjukkan bahwa tauhid (kalimat Laa Ilaaha Illallah) adalah cabang iman yang paling tinggi dan paling utama.
Oleh karena itu, para da’i hendaknya memulai dakwahnya dari cabang iman
yang paling utama, kemudian baru cabang-cabang yang lain yang ada di
bawahnya. Dengan kata lain, membangun fondasi terlebih dahulu (tauhid),
sebelum mendirikan bangunan (cabang-cabang iman yang lain). Mendahulukan
hal yang terpenting, kemudian baru disusul hal-hal yang penting.
Tauhid adalah yang mempersatukan bangsa Arab dan bangsa asing lainnya
atas dasar Islam. Dari persatuan itu, tegaklah Daulah Islamiyah sebagai
Daulah Tauhid.
Wallahu A’lam
(Diambil dari kitab Minhajul Firqah An-Najiyah wat thaifah
Al-Manshurah (edisi terjemah) karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu,
diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar