Pada Bahasan ini kita berbicara dua topic yang berbeda, yang pertama: Islam
sebagai agama (peran agama Islam dalam kehidupan dan apa yang diajarkan
Islam keseluruh dunia). Kedua: Islam dan agama lain, sumbangan Islam
terhadap kemanusiaan masa kini. Sebagian materi ini telah dibahas pada
bab I. Oleh karena itu, bagian ini secara khusus membahas peran Islam
dalam kehidupan manusia.
- Menurut Emile Durkheim(1858-1917), ahli sosiologi dari Perancis, memperkenalkan masyarakat organis. Durkheim percaya bahwa norma-norman akan terancam oleh pembagian kerja yang berlebihan. Dalam pandangan nya, masyarakat praindustri disebut masyarakat mekanis, individu-individu menjalankan perannya masing-masing: sebagai ayah, suami, pemburu, pendeta dan yang lainnya. Semua peran atau fungsi itu diteruskan dari generasi kegenerasi dengan perubahan sekecil mungkin. Sebaliknya masyarakat modern adalah masyarakat organis, produk pembagian kerja dan diferensiasi yang dihasilkan oleh proses industry. Masyarakat organis bersifat inovatif dan kompleks. Agama, dalam pandangan Emildurkheim, meliputi semua kehidupan dalam masyarakat pertama, tetapi tempatnya menjadi lebih terbatas dalam masyarakat kedua. (david e. apter, 1988:377)
- Dalam rangka membuktikan peran agama Islam dalam kehidupan sosial, kita memerlukan beberapa komponen yang menurut saya penting:
a) Hubungan Tauhid Dengan Ilmu Pengetahuan.
Dari
segi kebudayaan, agama merupakan universal cultural; artinya terdapat
disetiap daerah kebudayaan dimana saja masyarakat dan kebudayaan itu
berada, Allah berfirman:
dan
ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi
pelajaran kepada anaknya: hai anakku, jangan kamu mempersekutukan
Allah; sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman
yang besar.
Perintah
mengesahkan tuhan mengandung arti bahwa manusia hanya boleh tunduk
kepada tuhan. Ia tidak boleh tunduk kepada selain-Nya karena ia adalah
puncak ciptaan-Nya(nurcholis majid, 1998:18).
Allah berfirman:
Allahlah
yang menunjukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar
padanya dengan izin-nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian
karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur (QS. al-jatsiyah[45]:12)
dan Allah berfirman :
… maha
suci tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami
sebelumnya tidak mampu menguasainya (QS. al-zukhruf[43]13).
Konsekuensi
dari tauhid adalah bahwa manusia harus menguasai alam dan haram tunduk
kepada alam. Menguasai alam berarti menguasai hukum alam; dan dari hukum
alam ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan.
b) Paradigma Ilmu-Ilmu Islami
Allah berfirman:
“sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air , lalu dengan air itu dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering) dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;
sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kamu
yang memikirkan. ”
Mengenal dan beriman kepada Allah
dapat dilakukan melalui tanda –tanda yang diberikan-nya, melalui diri
kita sendiri, jagat raya, wahyu, ataupun benda-benda lainnya.
Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah
melalui tanda-tanda-nya berupa jagat raya, menggunakan perangkat berupa
ilmu-ilmu fisik, seperti ilmu fisika, kimia, sosiologi, ekonomi dan
sebagainya. Dengan demikian, jalur manapun yang digunakan manusa dalam
rangka menyingkap tabir kekuasaan-nya, akan melahirkan manusia yang
semakin dekat dengan tuhan, paradigma ini sekaligus merupakan jawaban
terhadap dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. pada dasarnya ilmu
agama dan ilmu non agama hanya dapat dibedakan untuk kepentingan
analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.
c) Ilmu Eksakta Ditangan Umat Islam.
Ilmu
eksakta yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu yang membahas
masalah-masalah yang bersifat empiris dan bersifat”pasti.” Dalam
beberapa literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat Islam terhadap
matematika, anstronomi, kimia , optic
1. Matematika
Diantara
tokoh yang paling masyhur dalam bidang matematika adalah Khawarizmi.
Dialah yang menulis buku ilmu hitung dan aljabar .
Juga
Umar al-Khayam dan al-Thusi adalah ulama yang terkenal dalam bidang
ilmu matematika. Angka nol adalah ciptaan umat Islam . Pada tahun 873 m.
Angka nol telah dipakai di dunia Islam.
2. Astronomi
Di
dunia Islam yang terkenal ilmunya dalam bidang astronomi adalah Umar
Khayam dan al-Farazi. Mereka menulis buku-buku tentang astronomi yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin untuk kemudian diajarkan di
Eropa.
3. Kimia
Ulama
muslim yang terkenal dalam bidang kimia adalah Jabir bin Hayyan dan
Zakaria al-Arazi yang dikenal di Eropa dengan sebutan Gaber dan Rhazes.
Pada
zaman kejayaan Yunani, kimia banyak dibangun berdasarka spekulasi.
Sedangkan pada zaman kejayaan Islam, kimia dikembangkan atas dasar
percobaan dan eksprimen.
4. Optik
Ulama
yang terkenal dalam bidang optik adalah Ibnu Haitsam, yang berpendapat
bahwa benda dapat dilihat karena benda mengirim cahaya ke mata, dan
pernyataan ini dibenarkan oleh pengetahuan modern.
d) Sains Dunia Islam Masa Kini.
Sains
di dunia Islam sekarang ini sangat menyedihkan. Nurcholis Madjid
(1998:9) menyatakan bahwa dunia Islam merupakan kawasan bumi yang
paling terbelakang diantara penganut-penganut agama besar. Umat Islam
sangat terbelakang dalam bidang sains dan ketinggalan oleh Eropa
Utara, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru yang memeluk
Protestan; oleh Eropa Selatan dan Amerika Selatan yang menganut Khatolik
Romawi; oleh Eropa Timur yang menganut khatolik Ortodoks; oleh Israel
yang menganut agama Yahudi; oleh India yang mayoritas memeluk agama
Hindu; oleh Cina, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura yang
menganut agama Budha-Konfusianis; oleh Jepang yang menganut agama
Budha-Taois;dan oleh Thailand yang menganut agama Budhis. ”jadi, ”tegas
Nurcholis Madjid, ” tidak ada satupun agama besar dimuka bumi ini yang
lebih rendah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya daripada Islam.
”Tugas kita sekarang adalah menangkap kembali ajaran Islam yang otentik
dan dinamis sehingga mendorong akselerasi kebangkitan penguasaan
ilmu-ilmu eksakta sehingga umat Islam terhindar dari kemunduran,
sebagaimana slogan Bung Karno: ”kita harus mampu menangkap api Islam dan
meninggalkan abunya. ”
Ringkasan
dari buku Metodologi Studi Islam, karya Drs. Atang Abd. Hakim, MA.,
Dr. Jaih Mubarok, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset, cet. x,
2008),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar