STIT AT-TAQWA CIPARAY BANDUNG

Sabtu, 04 Juni 2011

TRANSFORMASI

A. ANTARA IDEOLOGI DAN TRANSFORMASI PENDIDIKAN
Sebagai pijakan transformasi pendidikan perlu ditegaskan kembali substansi ideologi humanisme teosentris pendidikan yang secara eksplisit membedakan dengan pendidikan lainnya. Mengenai manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan didasarkan atas pandangan nilai-nilai Ilahiyah dan insaniyah, begitu pula mengenai isi pendidikan secara aksiologis dan epistimologis mengacu pada paradigma tersebut.
Di dalam melakukan transformasi pendidikan Islam tidak harus mengubah paradigma ideologinya, tetapi cukup pada tataran strateginya dengan melakukan interpretasi nilai-nilai yang terkandung dalam paradigma dan reinterpretasi terhadap pemahaman masa lalu. Yang akan dibahas dalam bab ini adalah bagaiman transformasi pendidikan Islam dalam perspektif global dan nasional, serta bagaimana agama Islam transformatif.


B. STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Memasuki era globalisasi berarti masuk ke dalam sistem dunia dan mordernisasi yang konsekuensinya harus menghadapi arus perubahan yang begitu cepat dan sulit diprediksi. Perubahan sosial tersebut diwarnai oleh beberapa hal:
1. Benturan nilai, budaya, dan agama di seluruh dunia yang menurut Samuel Huntington disebut sebagao benturan (The clash of civilation), yang berdampak pada pergeseran nilai. Nilai-nilai lama akan dipertanyakan kembali dan muncul nilai-nilai baru melalui proses sintesa atau anti tesa ketika berhadapan dengan nilai-nilai lain.
2. Tuntutan liberalisasi dalam berbagai bidang kehidupan (ideologi, politik, ekonomi, sosial, sosial dan agama), yang berimplikasi semakin kuatnya tuntutan pengakuan atas pluraritas pandangan hidup sejalan dengan semakin pluralnya kehidupan.
3. Tuntutan kompetisi dalam berbagai bidang kehidupan baik pada skala nasional, regional maupun internasional di mana dalam proses kompetisi ini akan muncul pihak-pihak yang dominan yang akan mempengaruhi bahkan bisa mendekte pihak lain yang lemah.
Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi problem besar tersebut, antara lain:
- Peningkatan kualitas SDM
Agenda utama pendidikan haruslah pada pengembangan dan peningkatan kualitas SDM baik ditinjau dari nilai ekonomis maupun nilai insani. Nilai ekonomis ialah menjadikan manusia lebih produktif dan nilainya lebih tinggi secara secara ekonomis, yang diperoleh melalui penguasaan ilmu dan teknologi. Nilai insani berupa nilai tambah budaya dan iman taqwa yang menjadikan manusia lebih tinggi harkat dan martabat kemanusiaannya melalui pendidikan yang sinergis antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan non agama.
Dengan kesadaran semacam itu diharapkan memotivasi peserta didik untuk lebih maju (need for achievement) dalam rangka kompetisi secara sehat dengan bangsa-bangsa lain. Itu juga dimaksudkan agar peserta didik siap menghadapi tugas kehidupan masa depan, yang menurut Muchtar Buchoci meliputi tugas pokok yaitu: 1) untuk dapat hidup (to make a living), 2) untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna (to lead a meaningful life), dan 3) untuk turut memuliakan kehidupan (to ennoble life). Tiga tugas pokok ini relevan dengan konsep realisasi diri sebagai tujuan pendidikan Islam.
- Gerakan pendidikan nilai.
Pembangunan watak bangsa (character building) merupakan hal yang penting dilakukan dalam upaya menegakkan moralitas dalam. Untuk itu, perlu ditekankan gerakan pendidikan nilai yang berkesinambungan,
Dalam jangka panjang, gerakan pendidikan nilai yang berkesinambungan dengan didukung semua elemen baik pemerintah, institusi, dan masyarakat luas, diharapkan terbentuk kultur masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan tercipta pula simbiosis mutualis antara budaya dan pendidikan. Dengan demikian tercapailah tujuan luhur pendidikan mencetak generasi insan kamil mardhatillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar